Aliansi Tak Terduga Antara Henry Ford dan Mohandas Gandhi: Pasifisme dan Prasangka
Di tengah era penuh gejolak yang ditandai oleh perang dan konflik, persahabatan tak terduga tumbuh antara dua tokoh berpengaruh: industrialis Amerika Henry Ford dan pemimpin kemerdekaan India Mohandas Gandhi. Terlepas dari latar belakang dan ideologi mereka yang sangat berbeda, mereka menemukan kesamaan dalam komitmen bersama mereka terhadap perdamaian.
Antisemitisme dan Pasifisme: Keyakinan Ford yang Rumit
Henry Ford, pendiri Ford Motor Company, adalah sosok yang kompleks dan kontroversial. Meskipun ia adalah seorang pelopor dalam industri otomotif, ia juga menyimpan keyakinan antisemit yang mengakar. Antisemitisme Ford terwujud dalam penerbitan “The International Jew,” sebuah buletin antisemit yang keras yang menjadi inspirasi bagi teori rasis dan genosida Adolf Hitler.
Pasifisme Ford berasal dari pandangan antisemitnya. Dia percaya bahwa perang diatur oleh para pemodal Yahudi yang diuntungkan dari konflik. Keyakinan ini membuatnya menentang masuknya Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia I dan membiayai “Kapal Perdamaian” yang bernasib buruk, sebuah kapal yang membawa para aktivis ke Eropa dalam upaya untuk menegosiasikan berakhirnya perang.
Perlawanan Tanpa Kekerasan dan Kemandirian Ekonomi Gandhi
Mohandas Gandhi, yang dikenal sebagai Mahatma Gandhi, adalah tokoh yang menjulang tinggi dalam gerakan kemerdekaan India. Dia menganut prinsip-prinsip tanpa kekerasan dan pembangkangan sipil, yang memimpin India menuju kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Inggris. Gandhi percaya pada swasembada ekonomi dan mempromosikan penggunaan roda pemintal, atau charkha, sebagai simbol kemandirian ekonomi India dari Inggris.
Pendekatan tanpa kekerasan Gandhi dan penekanan pada kemandirian beresonansi dengan banyak orang di seluruh dunia, termasuk Henry Ford. Terlepas dari antisemitisme Ford, ia mengakui komitmen Gandhi terhadap perdamaian dan penentuan nasib sendiri.
Pertukaran Hadiah: Simbol Rasa Hormat Bersama
Pada tahun 1941, Ford menulis surat kepada Gandhi, mengungkapkan kekagumannya atas dedikasi pemimpin India tersebut terhadap tanpa kekerasan. Sebagai tanggapan, Gandhi mengirim Ford sebuah roda pemintal portabel, simbol kemandirian ekonomi dan perlawanan terhadap pemerintahan Inggris. Pertukaran hadiah ini menandai awal dari persahabatan antara dua pria yang, terlepas dari latar belakang dan keyakinan mereka yang kontras, memiliki keinginan bersama untuk perdamaian.
Pasifisme dan Keuntungan: Keterlibatan Ford yang Enggan dalam Perang Dunia II
Ketika Perang Dunia II meletus, Ford awalnya menentang keterlibatan Amerika Serikat, dengan alasan keyakinan pasifisnya. Namun, tekanan pemerintah dan kesadaran bahwa perang tidak semata-mata didorong oleh pemodal Yahudi membuatnya dengan enggan membuka pabrik Willow Run untuk produksi pesawat pengebom B-24E untuk Sekutu. Keputusan ini menempatkan Ford pada posisi untuk mendapatkan keuntungan dari perang terlepas dari prinsip-prinsip pasifisnya.
Tanggapan Tertunda Gandhi dan Simbol Kemerdekaan
Gandhi tidak menerima surat Ford sampai setelah serangan Jepang di Pearl Harbor, yang membawa Amerika Serikat ke dalam perang. Terlepas dari kedekatannya sendiri dengan antisemitisme, Gandhi “sangat senang” dengan ungkapan kekaguman Ford. Dia menuliskan roda pemintal yang dia kirim ke Ford dalam bahasa Hindi dan Inggris, sebuah isyarat saling menghormati.
Warisan Kompleksitas dan Koneksi
Persahabatan antara Henry Ford dan Mohandas Gandhi adalah persahabatan yang kompleks dan bernuansa, ditandai oleh kesamaan dan kontradiksi. Terlepas dari latar belakang dan ideologi mereka yang sangat berbeda, mereka menemukan kesamaan dalam komitmen bersama mereka terhadap perdamaian. Pertukaran hadiah mereka berfungsi sebagai simbol rasa hormat bersama dan pengingat akan kompleksitas sejarah, di mana bahkan mereka yang memiliki prasangka yang mengakar dapat menemukan momen-momen koneksi.
Saat ini, roda pemintal yang dikirim Gandhi ke Ford dipajang di Museum Henry Ford di Michigan, sebuah pengingat yang mengharukan dari aliansi yang tidak terduga ini dan kekuatan abadi perdamaian dan saling pengertian.