Mengapa Tidak Banyak Perempuan yang Memilih Karier di Bidang Sains?
Meskipun telah mengalami kemajuan dalam pendidikan dan dunia kerja, jumlah perempuan yang berkarier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) masih sedikit. Para menjelaskan kesenjangan ini, para peneliti telah mengajukan beberapa teori, di antaranya:
Pilihan dan Preferensi Karier
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan kini memiliki lebih banyak pilihan karier dibandingkan sebelumnya. Ditambah dengan fakta bahwa perempuan cenderung memiliki kemampuan verbal yang lebih tinggi daripada laki-laki, mereka mungkin lebih memilih karier di bidang-bidang seperti hukum, kedokteran, atau bisnis, yang dianggap membutuhkan keterampilan komunikasi yang kuat.
Identitas dan Kepercayaan Diri Matematika
Penelitian lain menemukan bahwa siswa yang melaporkan merasa percaya diri dengan kemampuan matematika mereka dan hanya cukup percaya diri dengan kemampuan verbal mereka lebih cenderung mengejar karier di bidang sains. Hal ini menunjukkan bahwa identitas matematika mungkin berperan dalam pemilihan karier.
Panutan dan Rasa Memiliki
Kurangnya panutan dan rasa tidak memiliki juga dapat membuat perempuan enggan menekuni karier di bidang sains. Studi menunjukkan bahwa ilmuwan perempuan menghadapi tantangan karier terus-menerus, termasuk gaji yang lebih rendah, lebih sedikit peluang untuk maju, dan kurangnya dukungan dari rekan kerja. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat yang mempersulit perempuan untuk sukses.
Seksisme dan Bias Implisit
Seksisme dan bias implisit juga berperan dalam kurangnya representasi perempuan di bidang STEM. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan sering kali menjadi sasaran stereotip dan diskriminasi di tempat kerja. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk maju dalam karier dan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan putus asa.
Ketidaksetaraan di Bidang Sains
Ketidaksetaraan di bidang sains merupakan faktor lain yang berkontribusi terhadap kurangnya representasi perempuan. Perempuan cenderung tidak dipekerjakan untuk posisi dengan masa jabatan di universitas dan perguruan tinggi, dan mereka sering dibayar lebih rendah daripada rekan laki-laki mereka. Kurangnya kesetaraan ini dapat mempersulit perempuan untuk memantapkan diri di bidangnya dan dapat menyebabkan mereka meninggalkan karier mereka.
Apa yang Dapat Dilakukan?
Untuk mengatasi kurangnya representasi perempuan di bidang STEM, beberapa strategi dapat diterapkan:
- Dorong Kepercayaan Diri Matematika pada Anak Perempuan: Pendidik harus fokus pada membangun kepercayaan diri anak perempuan dalam matematika dan mendorong mereka untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan matematika.
- Tekankan Daya Tarik Karier Sains: Sekolah dan universitas harus menyoroti aspek-aspek yang menarik dan bermanfaat dari karier sains kepada siswa perempuan.
- Sediakan Panutan dan Mentor: Ilmuwan perempuan harus terlihat dan mudah diakses oleh perempuan muda yang mempertimbangkan karier di bidang STEM.
- Atasi Seksisme dan Bias Implisit: Lembaga harus menerapkan kebijakan dan program pelatihan untuk mengatasi seksisme dan bias implisit di tempat kerja.
- Promosikan Keseimbangan Kehidupan Kerja: Pemberi kerja harus menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel dan dukungan bagi karyawan dengan tanggung jawab keluarga untuk memudahkan perempuan menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi mereka.
Dengan mengatasi masalah-masalah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil bagi perempuan di bidang STEM dan mendorong lebih banyak perempuan untuk mengejar karier di bidang-bidang penting ini.