Steven Spielberg: Seni Pembuatan Film Pribadi
Tema dalam Film Spielberg
Film-film Steven Spielberg sering kali mengeksplorasi tema disfungsi keluarga, perceraian, ayah yang jauh, dan penggunaan fiksi ilmiah untuk mengeksplorasi tema-tema ini. Pengalaman pribadinya, termasuk perceraian orang tuanya dan trauma masa kecil, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan filmnya.
Disfungsi Keluarga dan Perceraian
Film-film Spielberg sering kali menggambarkan keluarga yang tidak bahagia, yang mencerminkan pengalaman masa kecilnya sendiri. Perceraian adalah tema yang berulang, seperti yang terlihat dalam film-film seperti “E.T. – The Extra-Terrestrial” dan “The Sugarland Express,” yang mengeksplorasi dampak emosional dari perpisahan keluarga pada anak-anak.
Seni sebagai Mekanisme Koping
Spielberg menggunakan pembuatan film sebagai mekanisme koping untuk menghadapi ketakutan dan trauma masa kecilnya. Dalam “The Fabelmans,” filmnya yang paling pribadi, ia menciptakan kembali masa kecilnya menggunakan versi fiktif dari dirinya sendiri yang bernama Sammy Fabelman. Melalui Sammy, Spielberg mengeksplorasi bagaimana seni dapat membantu anak-anak memproses dan memahami pengalaman sulit.
Fiksi Ilmiah dan Trauma Masa Kecil
Film-film fiksi ilmiah Spielberg sering kali menampilkan tema keluarga dan kehilangan. “E.T.” menggambarkan seorang anak yang mengatasi ketidakhadiran ayahnya melalui persahabatan dengan alien, sementara “Close Encounters of the Third Kind” mengeksplorasi dampak emosional dari pertemuan alien pada sebuah keluarga.
Ayah dan Anak
Film-film Spielberg sering kali menggambarkan ayah yang jauh atau tidak hadir. Dalam “Close Encounters,” obsesi protagonis dengan UFO mengasingkannya dari keluarganya. Dalam “Indiana Jones and the Last Crusade,” protagonis harus berdamai dengan ayahnya yang terasing.
Signifikansi “The Fabelmans”
“The Fabelmans” adalah film Spielberg yang paling otobiografi, yang menandai pergeseran dari penggunaan metafora biasanya untuk mengeksplorasi tema-tema pribadi. Melalui karakter Sammy, Spielberg menghadapi trauma masa kecilnya, termasuk perceraian orang tuanya dan hubungannya dengan ayahnya.
Manfaat Katarsis dari Pembuatan Film
Pembuatan film telah menjadi pengalaman katarsis bagi Spielberg, yang memungkinkannya untuk berdamai dengan masa lalunya dan memahami pengalamannya sendiri. Ia percaya bahwa dengan mengabadikan momen-momen dalam film, ia dapat mengendalikan momen-momen itu dan akhirnya menyelesaikannya.
Pengaruh Orang Tua Spielberg
Orang tua Spielberg memainkan peran penting dalam membentuk pembuatan filmnya. Ibunya, seorang pianis berbakat, mendorong pengejaran artistiknya, sementara ayahnya, seorang insinyur yang praktis, mewakili kekuatan sains dan akal yang berlawanan. Film-film Spielberg sering kali mengeksplorasi ketegangan antara dua dunia ini.
Abadikan Setiap Momen
Film-film Spielberg sering kali menampilkan slogan “Abadikan setiap momen,” yang mencerminkan keyakinannya pada kekuatan film untuk melestarikan dan memahami masa lalu. Dengan mengabadikan momen-momen dalam film, ia berusaha untuk mengendalikan momen-momen itu dan pada akhirnya mengatasi trauma masa kecilnya.