Puing Roket: Bahaya Tersembunyi dari Luar Angkasa
Memahami Risikonya
Peluncuran roket menjadi semakin umum, tetapi apa yang terjadi pada bagian roket yang dibuang setelah mereka selesai digunakan? Sayangnya, banyak dari badan roket ini kembali memasuki atmosfer Bumi secara tidak terkendali, menimbulkan bahaya potensial bagi manusia dan properti.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Nature Astronomy memperkirakan bahwa jika praktik saat ini terus berlanjut, ada sekitar 10 persen kemungkinan setidaknya satu korban dalam dekade berikutnya akibat puing-puing roket yang jatuh. Meskipun risiko ini secara statistik rendah, namun tidak dapat diabaikan, terutama mengingat bahwa itu sepenuhnya dapat dihindari.
Distribusi Geografis Risiko
Di mana badan roket jatuh sulit diprediksi karena banyaknya variabel. Namun, para peneliti telah menemukan bahwa orang yang tinggal di Global Selatan menghadapi risiko lebih tinggi terkena puing-puing roket yang jatuh. Hal ini karena badan roket lebih mungkin mendarat di garis lintang kota-kota seperti Jakarta, Dhaka, dan Lagos dibandingkan di garis lintang New York, Beijing, atau Moskow.
Strategi Mitigasi
Teknologi sudah ada untuk mengembalikan badan roket ke Bumi dengan selamat, tetapi lokasi peluncuran dan perusahaan sering kali enggan menanggung biaya terkait. Namun, para ahli berpendapat bahwa masalah ini dapat diselesaikan dengan kemauan politik dan teknologi saat ini.
Salah satu strateginya adalah menggunakan kembali secara terkendali, di mana roket sengaja di-deorbit dan dipandu ke lokasi pendaratan yang aman. Pendekatan lainnya adalah merancang roket yang pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil saat masuk kembali, sehingga mengurangi risiko kerusakan.
Dampak Lingkungan dan Ekonomi
Selain bahaya yang ditimbulkannya saat masuk kembali, badan roket yang ditinggalkan mengorbit di luar angkasa juga dapat menimbulkan bahaya tabrakan bagi satelit dan meledak karena bahan bakar yang tersisa di dalamnya. Puing-puing orbit ini dapat mengganggu komunikasi satelit, sistem navigasi, dan penelitian ilmiah.
Implikasi ekonomi dari puing-puing roket yang tidak terkendali juga bisa signifikan. Kerusakan atau kehilangan satelit dapat menyebabkan gangguan dalam komunikasi, transportasi, dan layanan keuangan, yang menelan biaya miliaran dolar. Selain itu, pembersihan dan pembuangan puing-puing orbit merupakan pekerjaan yang mahal dan rumit.
Pertimbangan Etika
Kembalinya puing-puing roket yang tidak terkendali menimbulkan kekhawatiran etika. Tidak adil jika mengekspos orang, khususnya mereka yang berada di Global Selatan, pada risiko yang tidak perlu tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.
Selain itu, pengembangan eksplorasi ruang angkasa yang berkelanjutan membutuhkan praktik yang bertanggung jawab yang meminimalkan pembuatan puing-puing orbit dan melindungi keselamatan aset luar angkasa dan manusia di Bumi.
Kerangka Hukum dan Regulasi
Saat ini, belum ada kerangka internasional yang komprehensif untuk mengatur puing-puing roket. Namun, beberapa negara telah mengadopsi peraturan atau pedoman nasional. Misalnya, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mewajibkan peluncuran roket komersial untuk meminimalkan risiko puing-puing yang masuk kembali.
Kerja sama internasional diperlukan untuk mengembangkan dan menegakkan standar global untuk pembuangan puing-puing roket yang aman. Ini dapat mencakup kesepakatan mengenai masuknya kembali yang terkendali, pelacakan puing-puing, dan tanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh masuknya kembali yang tidak terkendali.
Kesimpulan
Kembalinya puing-puing roket yang tidak terkendali merupakan bahaya serius namun dapat dihindari. Dengan mengadopsi praktik yang bertanggung jawab, berinvestasi dalam teknologi mitigasi, dan menetapkan kerangka hukum dan peraturan yang jelas, kita dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan peluncuran roket dan memastikan pengembangan eksplorasi ruang angkasa yang berkelanjutan.