Pemburu Flu: Robert Webster dan Ancaman Flu Burung
Flu Burung: Ancaman Global
Flu burung, juga dikenal sebagai flu unggas, adalah penyakit pernapasan serius yang dapat menginfeksi burung dan manusia. Strain flu burung H5N1 telah menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang besar karena potensinya menyebabkan pandemi global.
Robert Webster: Pemburu Flu
Robert Webster, seorang ahli virus terkenal, telah menghabiskan kariernya mempelajari virus influenza dan memperingatkan bahaya wabah global. Penelitian Webster berfokus pada antarmuka hewan-manusia dari influenza, khususnya peran burung dalam menularkan virus ke manusia.
Wabah Hong Kong
Pada tahun 1997, wabah H5N1 di Hong Kong membunyikan lonceng alarm bagi Webster. Virus telah berpindah dari burung ke manusia, menyebabkan penyakit parah dan kematian pada anak-anak. Webster menyadari potensi pandemi dan mendesak pejabat kesehatan untuk mengambil tindakan.
Peran Babi
Penelitian Webster menunjukkan bahwa babi memainkan peran penting dalam kemunculan strain flu yang dapat menyebabkan pandemi. Babi rentan terhadap strain flu manusia dan unggas, dan ketika kedua strain tersebut menginfeksi sel babi, mereka dapat bertukar materi genetik. Proses ini, yang dikenal sebagai “seks virus”, dapat menciptakan strain baru dengan kemampuan menyebar dengan mudah dari orang ke orang.
Ancaman Pandemi
H5N1 sejauh ini belum memperoleh kemampuan untuk menular dengan mudah dari orang ke orang, tetapi Webster percaya itu hanya masalah waktu. Jika vaksin yang efektif tidak dikembangkan dan obat antivirus tidak tersedia, pandemi dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang meluas.
Persiapan Pandemi
Pemerintah di seluruh dunia sekarang bersiap untuk potensi pandemi. Rencana terperinci sedang dikembangkan untuk mengoordinasikan upaya respons, menimbun obat antivirus, dan mengembangkan vaksin baru. Webster memberi nasihat kepada pejabat kesehatan di setiap langkah, memanfaatkan penelitian dan keahliannya selama puluhan tahun.
Sifat Licik H5N1
H5N1 telah terbukti menjadi virus yang sangat licik. Ia telah belajar menginfeksi harimau dan kucing lainnya, sesuatu yang belum pernah dilakukan flu burung sebelumnya. Webster memperingatkan bahwa kemampuan ini membuatnya lebih mungkin bahwa virus akan memperoleh gen yang diperlukan untuk penularan dari manusia ke manusia.
Implikasi Etis dari Pengujian Hewan
Penelitian Webster sangat bergantung pada pengujian hewan, yang telah menimbulkan kekhawatiran etis. Namun, Webster berpendapat bahwa manfaat potensial dari penelitiannya lebih besar daripada risikonya. Dengan memahami bagaimana virus influenza berevolusi dan menyebar, para ilmuwan dapat mengembangkan vaksin dan perawatan yang lebih baik untuk melindungi kesehatan manusia.
Pentingnya Vaksinasi
Vaksinasi adalah alat penting dalam mencegah penyebaran influenza. Webster memainkan peran penting dalam pengembangan vaksin flu komersial pertama yang digunakan secara luas. Saat ini, sebagian besar suntikan flu standar masih bekerja berdasarkan prinsip yang ditetapkan oleh Webster dan rekan-rekannya.
Bahaya Penyakit yang Ditularkan Hewan
Hewan sering menjadi sumber penyakit yang dapat membahayakan manusia. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa 61% mikroba penyebab penyakit pada manusia dibawa oleh hewan. Kucing, anjing, kuda, dan babi bertanggung jawab untuk menularkan sebagian besar mikroba ini ke manusia.
Peran Bebek
Webster percaya bahwa bebek mungkin berperan dalam penyebaran flu burung. Bebek sering terinfeksi virus flu burung tetapi biasanya tidak sakit. Hal ini memungkinkan mereka membawa virus jarak jauh, berpotensi menularkannya ke burung dan manusia lain.
Perburuan Vaksin
Webster dan rekan-rekannya bekerja untuk mengembangkan vaksin baru khusus untuk H5N1. Tujuannya adalah untuk menciptakan vaksin yang dapat melindungi dari virus sebelum ia memperoleh kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang.
Bebek Peabody
Meskipun khawatir tentang penyakit yang ditularkan hewan, Webster senang mengamati bebek terkenal di Hotel Peabody di Memphis. Namun, dia tidak menguji bebek untuk flu burung, karena dia percaya bahwa terkadang lebih baik tidak tahu.