Jeruk Natal: Sebuah Tradisi Bersejarah
Asal-usul Jeruk Natal
Tradisi menaruh jeruk pada ujung kaus kaki Natal sudah ada sejak abad ke-19, ketika kebiasaan menggantung kaus kaki di dekat perapian menjadi populer. Menurut Emily Spivack dari Smithsonian.com, tradisi menggantung kaus kaki pada hari perayaan dapat ditelusuri setidaknya hingga tahun 1823, ketika hal ini disebutkan di dalam puisi klasik “Kisah Kunjungan dari Santo Nikolas”, yang kemudian dikenal dengan “Malam Sebelum Natal”.
Praktik menaruh jeruk di dalam kaus kaki mungkin berawal dari legenda tiga bola (atau tas atau batang atau koin) emas yang diberikan oleh Uskup Agung Myra, Santo Nikolas yang sebenarnya, kepada tiga gadis miskin untuk digunakan sebagai mas kawin. Menurut beberapa versi cerita, Santo Nikolas melemparkan tas emas ke dalam rumah mereka melalui jendela di tengah malam, dan salah satunya mendarat di dalam kaus kaki yang sedang dikeringkan di dekat api.
Teori lain menyatakan bahwa pencantuman jeruk ke dalam kaus kaki Natal disebabkan karena sifatnya yang eksotis di Eropa yang sedang mengalami musim dingin. Di akhir abad ke-19, jeruk adalah buah yang langka dan mahal, terutama bagi keluarga biasa. Para pedagang menjual buah jeruk dari tempat-tempat seperti Valencia, Spanyol, dan Ivrea, Italia, yang sudah memiliki tradisi turun temurun untuk saling melempar jeruk.
Peran Industri Jeruk
California Fruit Growers Exchange memegang peranan penting dalam mempopulerkan tradisi jeruk Natal. Pada tahun 1908, Exchange memulai sebuah kampanye penjualan besar-besaran untuk label Sunkist miliknya. Hampir 1.500 toko ritel dan bar soda di Manhattan memajang iklan berwarna jingga terang di jendela etalase mereka. Pada hari Natal, tokoh kartun Sinterklas menawarkan jeruk sebagai “hadiah paling menyehatkan”.
California Citrograph, sebuah publikasi bulanan yang fokus pada industri jeruk, mengadopsi tradisi jeruk Natal sebagai bagian dari promosi penjualannya. Dalam sebuah artikel pada bulan Januari 1921, editor berpendapat, “‘Sebuah jeruk Natal untuk ujung setiap kaus kaki Natal’ adalah harapan yang ingin Exchange lihat terwujud tahun ini.”
Jeruk di Masa Depresi Hebat
Selama Depresi Hebat, jeruk menjadi kemewahan yang terjangkau dan memegang peranan penting dalam kaus kaki pada zaman depresi. Dianggap sebagai “buah Depresi Hebat”, jeruk menjadi sajian yang umum bersama kaus kaki Natal. Bagi mereka yang tidak bisa mendapatkan jeruk bahkan saat Natal, daya tarik jeruk menjadi lebih besar.
Simbolisme Jeruk
Sepanjang sejarah, jeruk mempunyai kaitan dengan barang mewah dan eksotisme. Sejarawan seni, Helen L. Kohen, menulis bahwa bagian dari daya tarik buah ini mungkin karena kemisteriusannya. Para pakar jeruk belum dapat mengidentifikasi dari mana tepatnya citron, nenek moyang jeruk modern, berasal.
Saat ini, jeruk masih memiliki makna filosofis. Jeruk melambangkan pemberian dari apa yang telah ada sebelumnya dan membangkitkan perasaan nostalgia.
Jeruk Natal Hari Ini
Meskipun daya tarik jeruk Natal mungkin tidak tampak begitu istimewa saat ini, karena banyaknya buah segar yang tersedia sepanjang tahun, namun hal tersebut masih menjadi tradisi yang dijunjung tinggi oleh banyak orang. Menyisipkan jeruk ke dalam kaus kaki pada tahun ini bukan sekadar memberi buah, namun sebuah pengingat dari sejarah dan simbolisme yang berkaitan dengan sajian perayaan ini.