Pohon Pohutukawa Ikonik Selandia Baru: Mengungkap Akarnya di Australia
Penemuan Fosil Kuno di Tasmania
Pohon pohutukawa, yang dipuja karena bunga merahnya yang semarak yang menghiasi lanskap musim panas Selandia Baru, mungkin tidak berasal dari Selandia Baru, melainkan dari Australia. Pengungkapan ini muncul dari sebuah studi terobosan yang dipublikasikan di American Journal of Botany, yang menjelaskan dua spesies fosil Metrosideros yang baru ditemukan, genus tempat pohutukawa berada.
Fosil-fosil tersebut, yang digali di pesisir Tasmania oleh peneliti dari University of Adelaide, berumur sekitar 25 juta tahun. Ditetapkan sebagai Metrosideros dawsonii dan Metrosideros wrightii, fosil-fosil ini mewakili bukti paling awal yang diketahui tentang nenek moyang kuno pohutukawa.
Bukti yang Mendukung Asal Australia
Penemuan fosil-fosil ini di Australia sejalan dengan temuan sebelumnya mengenai fosil Metrosideros di Tasmania yang berumur 35 juta tahun. Temuan-temuan ini mendukung teori bahwa genus Metrosideros berasal dari Australia, karena menunjukkan kehadiran beragam spesies Metrosideros kuno di sana.
Lebih jauh lagi, distribusi fosil-fosil yang baru ditemukan menunjukkan bahwa mereka mungkin kurang beradaptasi untuk penyebaran jarak jauh dibandingkan dengan nenek moyang mereka. Hal ini mendukung hipotesis bahwa mereka berasal dari Australia, karena mereka kemungkinan lebih kecil untuk bermigrasi ke tempat lain.
Kepunahan di Australia dan Distribusi di Pasifik Selatan
Terlepas dari dugaan asal usulnya di Australia, pohutukawa dan kerabat myrtle-nya tidak lagi ditemukan di Australia saat ini. Mereka tumbuh subur di berbagai wilayah di Pasifik Selatan, termasuk Hawaii, Papua Nugini, Kepulauan Bonin, dan kepulauan sub-Antartika. Alasan kepunahan mereka di Australia masih menjadi misteri.
Signifikansi Budaya bagi Suku Maori
Meskipun pohutukawa mungkin tidak berasal dari Selandia Baru, pohon ini memiliki signifikansi budaya yang mendalam bagi suku Maori. Mereka menganggapnya sebagai pohon suci, yang tampil menonjol dalam mitologi Maori.
Pohutukawa yang sangat dihormati terletak di ujung paling utara Cape Reinga. Menurut mitologi Maori, di sinilah roh orang mati memulai perjalanan mereka menuju tanah air leluhur Hawaiki, melompat dari batu karang dan turun ke dunia bawah melalui akar pohon pohutukawa.
Pemukim Abad ke-19 dan Pohutukawa
Pada abad ke-19, pemukim Eropa terpikat oleh bunga pohutukawa yang memesona. Mereka menghiasi gereja dan rumah mereka dengan bunga-bunga yang semarak.
Pohutukawa telah menjadi sangat terkait dengan sejarah dan identitas Selandia Baru. Pohon ini menghiasi kartu Natal dan tampil dalam lagu-lagu perayaan, yang melambangkan kehangatan dan kegembiraan musim liburan.
Penelitian dan Upaya Konservasi yang Berkelanjutan
Peneliti terus mengeksplorasi sejarah evolusi pohutukawa dan hubungannya dengan nenek moyangnya di Australia. Memahami alasan kepunahan mereka di Australia dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi distribusi dan kepunahan spesies.
Upaya konservasi juga sedang dilakukan untuk melindungi dan melestarikan pohutukawa di Selandia Baru. Signifikansi budaya dan ekologinya memerlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan kehadirannya di lanskap negara tersebut untuk generasi mendatang.