Gletser Alaska yang Mencair: Perubahan Seabad
Dokumentasi Historis Pencairan Gletser
Bruce Molnia, seorang ahli geologi dari U.S. Geological Survey, telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mengumpulkan dan mempelajari foto-foto historis gletser Alaska. Gambar-gambar ini memberikan pandangan unik ke dalam perubahan dramatis yang telah terjadi selama seabad terakhir akibat pemanasan global.
Foto-foto perbandingan dulu dan sekarang karya Molnia memberikan bukti kuat mengenai mencairnya gletser di Taman Nasional Glacier Bay, Taman Nasional Denali dan Kenai Fjords, dan Hutan Nasional Chugach. Dengan mengunjungi kembali lokasi yang tepat tempat foto asli diambil, Molnia telah mengabadikan perbedaan mencolok antara raksasa es yang dulu menjulang tinggi dan gletser yang menyusut saat ini.
Dampak Pemanasan Global terhadap Gletser Alaska
Selama 75 hingga 100 tahun terakhir, suhu tahunan rata-rata di Alaska telah meningkat sekitar 5 derajat Fahrenheit, menyebabkan penyusutan gletser yang signifikan. Dari gletser yang dipelajari oleh Molnia, hanya 1 hingga 2 persen yang tumbuh, kemungkinan besar karena peningkatan hujan salju di ketinggian yang lebih tinggi. Sebagian besar terlihat menyusut, dengan beberapa kehilangan hingga 20 mil panjangnya selama 95 tahun terakhir.
Pencairan gletser ini berdampak buruk bagi lingkungan dan infrastruktur Alaska. Studi yang dilakukan pada tahun 2003 oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah menemukan bahwa 86 persen desa di Alaska terancam banjir dan erosi akibat mencairnya gletser dan es laut.
Luas Pencairan Gletser Secara Global
Penurunan gletser tidak hanya terjadi di Alaska. Gletser menyusut hampir di semua tempat, termasuk di Suaka Margasatwa Nasional Arktik, Antartika, dan di puncak-puncak gunung di Tiongkok, Peru, dan Argentina. Bahkan lapisan es ikonik di Gunung Kilimanjaro pun mencair dengan cepat.
Ahli glasiologi Lonnie Thompson dari Ohio State University memperkirakan bahwa Taman Nasional Glacier di perbatasan Montana-Kanada akan kehilangan semua gletsernya dalam waktu 30 tahun jika tren saat ini terus berlanjut.
Penyebab Alami dan Buatan Manusia dari Pencairan Gletser
Sementara variasi alami dalam iklim bumi telah menyebabkan zaman es datang dan pergi, para ilmuwan setuju bahwa peningkatan kadar karbon dioksida baru-baru ini di atmosfer telah mempercepat pencairan gletser secara signifikan. Karbon dioksida memerangkap panas di atmosfer, yang menyebabkan efek rumah kaca.
Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke udara. Penumpukan gas rumah kaca ini memperburuk efek pemanasan global dan mendorong pencairan gletser yang cepat.
Sains di Balik Pencairan Gletser
Gletser terbentuk dari akumulasi dan pemadatan salju dari waktu ke waktu. Berat salju memampatkan serpihan-serpihan tersebut menjadi kristal es, yang dapat tumbuh sebesar kepala manusia.
Ketika cahaya menembus es yang padat, panjang gelombang merah diserap, meninggalkan cahaya biru yang menakjubkan. Biru gletser ini adalah pemandangan yang unik dan memesona, paling baik diamati di dasar celah-celah atau tempat gletser mencair.
Keindahan dan Pentingnya Gletser
Gletser bukan hanya keajaiban alam yang menakjubkan, tetapi juga komponen penting ekosistem bumi. Mereka menyediakan habitat bagi satwa liar, mengatur aliran air, dan berkontribusi pada sistem pendinginan planet ini.
Hilangnya gletser akibat pemanasan global merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan peradaban manusia. Sangat penting untuk memahami penyebab dan dampak dari mencairnya gletser serta mengambil tindakan untuk mengurangi konsekuensi yang menghancurkan.