George Saunders: Penulis Amerika Pemenang Penghargaan Man Booker
Kehidupan Awal dan Karier
George Saunders, seorang penulis Amerika ternama, lahir di Amarillo, Texas. Sebelum memulai perjalanan sastranya, Saunders meraih gelar di bidang geofisika dari Colorado School of Mines. Setelah lulus, ia bekerja sebagai ahli geofisika di Indonesia. Sekembalinya ke Amerika Serikat, ia kesulitan mencari pekerjaan di bidangnya. Pantang menyerah, ia mengambil berbagai pekerjaan, termasuk penjaga pintu, tukang atap, penulis teknis, dan pekerja rumah jagal.
Terobosan Sastra
Kecintaan Saunders pada dunia tulis-menulis membawanya untuk mengambil program gelar Master of Fine Arts di Universitas Syracuse, tempat ia sekarang mengajar penulisan kreatif. Pada tahun 1996, ia menerbitkan kumpulan cerpen pertamanya. Gaya penulisannya yang unik dan seringkali humoris membuatnya menuai pujian dari para kritikus dan berbagai penghargaan, termasuk empat Penghargaan Majalah Nasional untuk Fiksi dan Beasiswa MacArthur.
Lincoln in the Bardo: Sebuah Karya Agung yang Menghantui
Novel terobosan karya Saunders, “Lincoln in the Bardo,” memenangkan Penghargaan Man Booker yang bergengsi pada tahun 2017. Kisah hantu eksperimental ini mengeksplorasi kesedihan Presiden Abraham Lincoln setelah kematian putranya yang berusia 11 tahun, Willie. Berlatar di Pemakaman Oak Hill, novel ini menggabungkan fakta sejarah dan fiksi, menciptakan narasi yang menghantui dan menggugah pikiran.
Bardo: Konsep Buddhis
Judul novel Saunders, “Lincoln in the Bardo,” merujuk pada konsep Bardo dalam agama Buddha, yaitu keadaan peralihan antara hidup dan mati. Saunders, seorang praktisi Buddhis Tibet, memanfaatkan konsep ini untuk mengeksplorasi pengalaman kesedihan dan kehilangan yang dialami para tokohnya.
Pengakuan Internasional: Penghargaan Man Booker
Penghargaan Man Booker adalah salah satu penghargaan sastra paling bergengsi di dunia. Selama bertahun-tahun, penghargaan ini hanya diberikan kepada penulis dari Inggris, Irlandia, dan Persemakmuran. Akan tetapi, pada tahun 2014, peraturan diubah untuk memungkinkan setiap novel yang ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan di Inggris memenuhi syarat untuk penghargaan ini. Saunders menjadi orang Amerika kedua yang memenangkan penghargaan ini, setelah Paul Beatty pada tahun 2016.
Pujian dan Kontroversi Kritikus
Kemenangan Saunders menuai pujian sekaligus kontroversi. Beberapa tokoh sastra Inggris menyatakan kekhawatiran bahwa masuknya penulis internasional akan mengurangi peluang bagi talenta asal Inggris. Akan tetapi, Saunders sendiri mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Inggris, menyebutnya sebagai “negara yang indah.”
Tema dalam Karya Saunders
Tulisan-tulisan Saunders ditandai dengan eksplorasi tema-tema universal seperti kesedihan, kehilangan, dan kondisi manusia. Tokoh-tokohnya seringkali memiliki kekurangan dan mudah disukai, dan cerita-ceritanya seringkali diwarnai dengan humor gelap yang mengungkap absurditas kehidupan.
Warisan dan Dampak
George Saunders adalah seorang penulis Amerika terkemuka yang karyanya telah meraih pujian kritis dan pengakuan internasional. Suara unik dan gaya eksperimentalnya telah menantang konvensi sastra dan menginspirasi generasi baru penulis. Melalui novel dan cerpennya, Saunders terus mengeksplorasi kompleksitas sifat manusia dan kekuatan abadi dari mendongeng.