Kaisar Akihito Turun Tahta dari Takhta Krisan
Upacara Penurunan Tahta Menandai Akhir Era Heisei
Pada 30 April 2019, Kaisar Akihito dari Jepang secara sukarela turun tahta dari Takhta Krisan, menyerahkan gelar tersebut kepada putranya, Putra Mahkota Naruhito. Peristiwa ini menandai turun tahtanya seorang kaisar Jepang untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua abad.
Pemerintahan dan Warisan Akihito
Kaisar Akihito naik takhta pada tahun 1989 setelah kematian ayahnya, Kaisar Hirohito. Selama pemerintahannya, ia berfokus pada penyampaian pesan rekonsiliasi dan kemanusiaan, baik di dalam maupun di luar Jepang. Akihito dan istrinya, Permaisuri Michiko, melakukan perjalanan ekstensif ke seluruh Jepang, menjangkau warga negara yang terkena dampak bencana alam dan kesulitan lainnya.
Peran di Jepang Pascaperang
Konstitusi Jepang pascaperang menurunkan kaisar menjadi peran yang murni simbolis. Akihito merangkul peran ini, menggunakan platformnya untuk mempromosikan perdamaian dan pengertian. Ia melakukan perjalanan ke negara-negara Asia yang telah diserang atau diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II, menyatakan penyesalan atas tindakan masa lalu negaranya.
Turun Tahta dan Suksesi
Pada tahun 2016, Akihito mulai mengisyaratkan keinginannya untuk pensiun, dengan alasan usia dan kesehatan yang menurun. Tahun berikutnya, parlemen Jepang mengesahkan undang-undang khusus yang memungkinkannya untuk mengundurkan diri. Pada 30 April 2019, Akihito secara resmi turun tahta dalam sebuah upacara sederhana di Istana Kekaisaran di Tokyo.
Putra Mahkota Naruhito mewarisi lambang suci keluarga kekaisaran—sebuah pedang, sebuah permata, dan sebuah stempel pribadi—selama sebuah upacara pada 1 Mei 2019. Dengan aksesi tersebut, era Heisei, yang dikenal sebagai “mencapai perdamaian”, berakhir, dan era Reiwa, yang berarti “mengejar harmoni”, dimulai.
Visi Putra Mahkota Naruhito
Putra Mahkota Naruhito telah menyatakan niatnya untuk meniru kasih sayang dan aksesibilitas orang tuanya. Ia menyatakan bahwa ia dan istrinya, Putri Mahkota Masako, akan berusaha untuk tetap “dekat dengan rakyat dalam pikiran mereka”.
Dampak Turun Tahtanya Akihito
Turun tahtanya Kaisar Akihito merupakan peristiwa penting dalam sejarah Jepang. Ini menandai berakhirnya sebuah era dan dimulainya era baru. Aksesi Naruhito membawa perspektif baru ke atas takhta, dan visinya tentang Jepang yang harmonis niscaya akan membentuk masa depan negara tersebut.
Detail Tambahan
- Upacara penurunan tahta disiarkan langsung di televisi nasional.
- Turun tahtanya Akihito adalah yang pertama sejak Kaisar Kokaku turun tahta pada tahun 1817.
- Lambang suci keluarga kekaisaran dianggap sebagai simbol otoritas kaisar.
- Putra Mahkota Naruhito adalah kaisar pertama yang lahir setelah Perang Dunia II.
- Era Reiwa diharapkan menjadi masa damai dan kemakmuran bagi Jepang.