Rasisme di Jepang: Masalah yang Semakin Besar
Penduduk Asing Berbicara
Jepang sedang mengalami peningkatan pengunjung dan penduduk asing, tetapi masuknya orang asing ini juga membawa peningkatan intoleransi rasial. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang telah meluncurkan survei yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap 18.500 penduduk asing untuk mengumpulkan data tentang pengalaman mereka dengan diskriminasi rasial.
Survei, yang tersedia dalam 13 bahasa, akan meminta penduduk asing berusia di atas 17 tahun untuk menggambarkan insiden intoleransi rasial yang mereka alami di tempat kerja dan tempat lainnya. Hasilnya akan memberikan gambaran komprehensif pertama, non-anekdotal tentang tingkat rasisme yang dihadapi oleh penduduk asing di Jepang.
Masyarakat yang Berubah
Keragaman Jepang yang berkembang adalah fenomena yang relatif baru. Di masa lalu, masyarakat Jepang sebagian besar homogen, tetapi saat ini, lebih dari 2 juta penduduk asing menyebut Jepang sebagai rumah mereka. Pergeseran ini telah menyebabkan peningkatan ketegangan rasial, yang sering kali dipicu oleh hukum dan norma sosial Jepang.
Misalnya, undang-undang kewarganegaraan Jepang didasarkan pada darah, bukan tempat lahir, yang berarti bahwa penduduk dengan kewarganegaraan ganda harus memilih antara kewarganegaraan Jepang dan asing pada usia 22 tahun. Hal ini dapat menimbulkan rasa keterasingan dan pengucilan bagi penduduk asing yang memiliki hubungan mendalam dengan Jepang.
Konfrontasi Publik
Meningkatnya jumlah orang asing di Jepang juga menyebabkan peningkatan konfrontasi publik. Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa insiden diskriminasi tingkat tinggi terhadap pelanggan asing di restoran dan transportasi umum.
Dalam satu insiden, sebuah jaringan sushi meminta maaf karena menyajikan ikan dengan wasabi berlebihan kepada pelanggan asing. Dalam insiden lain, seorang kondektur kereta ditegur setelah menggunakan pengeras suara untuk menyalahkan orang asing karena membuat penumpang Jepang tidak nyaman.
Respons Pemerintah
Pemerintah Jepang telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah rasisme. Pada tahun 2016, negara tersebut mengesahkan undang-undang pertamanya yang menentang kejahatan rasial. Namun, para kritikus berpendapat bahwa undang-undang tersebut terlalu lemah untuk secara efektif memerangi masalah rasisme yang berkembang di Jepang.
Survei pemerintah baru-baru ini tentang rasisme dipandang sebagai langkah positif untuk memahami tingkat masalah dan mengembangkan kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasinya.
Tantangan dan Peluang
Keragaman masyarakat Jepang yang meningkat menghadirkan tantangan dan peluang bagi negara tersebut. Di satu sisi, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan dan diskriminasi rasial. Di sisi lain, hal ini juga dapat memupuk pemahaman dan toleransi yang lebih besar di antara berbagai kelompok budaya.
Pemerintah dan masyarakat Jepang secara keseluruhan harus bekerja sama untuk mengatasi masalah rasisme dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif bagi semua orang. Hasil survei pemerintah tentang rasisme akan memberikan wawasan berharga tentang tantangan yang dihadapi oleh penduduk asing di Jepang dan membantu menginformasikan keputusan kebijakan untuk tahun-tahun mendatang.