Sensor Dipasang di Gigi: Perangkat Mungil untuk Melacak Asupan Makanan
Perlunya Pelacakan Makanan
Ahli gizi sering merekomendasikan untuk membuat catatan harian makanan untuk melacak makanan dan memantau asupan nutrisi Anda. Akan tetapi, menuliskan semua yang Anda makan bisa jadi membosankan dan memakan waktu, menyebabkan banyak orang menghentikan upaya mereka.
Solusi Baru: Sensor Dipasang di Gigi
Peneliti di Tufts University telah mengembangkan sensor dipasang di gigi yang menawarkan solusi potensial untuk tantangan pelacakan makanan. Perangkat mungil ini dapat dipasang pada gigi dan mentransmisikan informasi tentang asupan makanan Anda secara nirkabel ke perangkat seluler.
Cara Kerja Sensor
Sensor dipasang di gigi adalah perangkat fleksibel berukuran dua milimeter kali dua milimeter yang menempel pada permukaan gigi yang bergerigi. Ini terdiri dari tiga lapisan: dua cincin emas luar dan lapisan dalam dari bahan bioresponsif.
Bahan bioresponsif itu peka terhadap glukosa, garam, dan alkohol. Ketika zat tersebut hadir dalam air liur, itu mengubah sifat kelistrikan bahan, menyebabkannya mentransmisikan spektrum gelombang radiofrekuensi yang berbeda. Gelombang ini kemudian dideteksi oleh cincin emas, yang bertindak sebagai antena, dan ditransmisikan ke perangkat seluler.
Aplikasi Potensial
Sensor dipasang di gigi memiliki berbagai aplikasi potensial, termasuk:
- Manajemen Diabetes: Penderita diabetes dapat menggunakan sensor untuk memantau asupan gula mereka dan mengirimkan informasinya ke dokter mereka.
- Pemantauan Diet untuk Kondisi Medis Lainnya: Sensor tersebut juga dapat digunakan untuk memantau asupan garam untuk orang dengan hipertensi atau mendeteksi gluten untuk orang dengan penyakit seliaka.
- Deteksi Kondisi Fisiologis: Sensor berpotensi mendeteksi kondisi fisiologis, seperti perubahan air liur yang menandakan perkembangan penyakit gusi atau penanda kimia kelelahan.
Tantangan dan Keterbatasan
Meskipun sensor dipasang di gigi menunjukkan harapan, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi sebelum dapat digunakan secara luas sebagai pengganti buku harian makanan.
- Daya Tahan: Sensor harus cukup kuat untuk menahan abrasi saat mengunyah.
- Kompleksitas Makanan: Makanan adalah campuran senyawa yang kompleks, dan jumlah relatif masing-masing yang masuk ke dalam air liur dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti sifat makanan, jumlah kunyahan, dan waktu di mulut sebelum ditelan.
- Estetika: Beberapa orang mungkin enggan menggunakan sensor dipasang di gigi karena masalah estetika.
Arah Masa Depan
Para peneliti berupaya mengatasi tantangan ini dan meningkatkan fungsi sensor. Mereka mengeksplorasi penggunaan bahan yang lebih tahan lama dan mengembangkan algoritma untuk memperhitungkan kompleksitas makanan. Mereka juga mempertimbangkan desain yang berbeda untuk membuat sensor lebih menarik secara estetika.
Kesimpulan
Sensor dipasang di gigi adalah teknologi baru yang menjanjikan yang berpotensi merevolusi cara kita melacak asupan makanan kita. Dengan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut, itu bisa menjadi alat yang berharga untuk mengelola diabetes, memantau kondisi medis lainnya, dan mendeteksi kondisi fisiologis.