Resolusi konflik
Arsitektur dan Konflik Israel-Palestina: Gagasan Inovatif untuk Membangun Perdamaian
Arsitektur untuk Menyelesaikan Konflik Israel-Palestina?
Gagasan Inovatif untuk Membagi Yerusalem
Para arsitek menggunakan gagasan inovatif untuk membantu menyelesaikan pertikaian berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana membagi kota Yerusalem, yang dianggap suci baik oleh orang Israel maupun Palestina.
Persimpangan Perbatasan dan Struktur Perkotaan
Persimpangan perbatasan tradisional, dengan penjaga bersenjata dan keamanan tinggi, dapat merusak struktur perkotaan Yerusalem yang rapuh. Untuk mengatasi hal ini, para arsitek telah mengusulkan untuk memadukan persimpangan perbatasan ke lingkungan sekitarnya, membuatnya tidak terlalu mengganggu. Misalnya, di Kota Tua, struktur perbatasan dapat ditempatkan tepat di luar tembok, menjaga keutuhan arsitekturnya sekaligus memungkinkan pos pemeriksaan keamanan modern.
Sistem Rel Ringan dan Gerbang Damaskus
Gagasan lain adalah membuat sistem rel ringan paralel di Yerusalem Timur dan Barat yang bertemu di Gerbang Damaskus di Kota Tua. Hal ini akan menjadikan gerbang tersebut sebagai pusat transportasi utama, menghubungkan kota yang terbagi. Stasiun kereta Gerbang Damaskus juga dapat berfungsi sebagai persimpangan perbatasan utama antara kedua negara.
Teka-teki Tepi Barat
Tepi Barat menghadirkan tantangan lain dalam menyelesaikan pertikaian. Banyak pemukiman Yahudi đã được xây dựng di Tepi Barat, tetapi pemukiman ini sering kali jauh dari perbatasan Israel sebelum tahun 1967. Untuk mengatasi hal ini, para arsitek telah mengembangkan peta Israel dan wilayah pendudukan yang menyerupai teka-teki. Pengunjung dapat bereksperimen dengan peta ini, memindahkan bagian yang mewakili pemukiman Yahudi dan membandingkannya dengan tanah yang perlu diberikan kepada negara Palestina baru.
Kemauan Politik dan Mengosongkan Pemukiman
Sementara para arsitek dapat memberikan gagasan inovatif untuk membagi Yerusalem dan menangani permukiman di Tepi Barat, pada akhirnya, kesepakatan damai membutuhkan kemauan politik. Beberapa permukiman, termasuk yang ada di Hebron, mungkin perlu dikosongkan sebagai bagian dari perjanjian apa pun. Para arsitek percaya bahwa menunjukkan kemungkinan perjanjian dan biaya yang terlibat dapat membantu membangun dukungan untuk suatu solusi.
Penerapan Lain dari Gagasan Arsitektur
Selain Yerusalem, para arsitek juga mengeksplorasi cara untuk menerapkan gagasan mereka ke zona konflik lainnya. Misalnya, konsep memadukan persimpangan perbatasan ke lingkungan sekitar telah diusulkan untuk perbatasan AS-Meksiko.
Peran Arsitektur dalam Penciptaan Perdamaian
Para arsitek yakin bahwa pekerjaan mereka dapat memainkan peran penting dalam penciptaan perdamaian. Dengan memberikan rencana dan visualisasi yang terperinci, mereka dapat membantu para pembuat kebijakan dan masyarakat memahami tantangan dan kemungkinan penyelesaian konflik. Mereka berharap bahwa dengan membuat masalah ini tidak terlalu abstrak dan lebih nyata, mereka dapat berkontribusi dalam menemukan solusi yang menciptakan dunia yang lebih damai dan adil.
DUP, Irlandia Utara, dan Brexit: Jalinan Kompleks Politik dan Perdamaian
DUP, Irlandia Utara, dan Brexit: Jalinan Kompleks Politik dan Perdamaian
DUP dan Perjanjian Jumat Agung
Partai Unionis Demokrat (DUP) adalah partai politik konservatif di Irlandia Utara yang memainkan peran penting dalam Troubles, periode konflik antara Protestan dan Katolik di wilayah tersebut. Tujuan DUP adalah untuk mempertahankan status Irlandia Utara sebagai bagian dari Britania Raya.
Pada tahun 1998, Perjanjian Jumat Agung ditandatangani, mengakhiri Troubles dan membentuk pemerintahan pembagian kekuasaan di Irlandia Utara. Perjanjian tersebut didasarkan pada prinsip netralitas, dengan pemerintah Inggris bertindak sebagai penengah perdamaian pihak ketiga.
Koalisi DUP-Tory
Pada tahun 2017, Perdana Menteri Inggris Theresa May membentuk koalisi dengan DUP untuk mengamankan mayoritas di Parlemen. Koalisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang netralitas pemerintah Inggris dan potensi dampaknya terhadap Perjanjian Jumat Agung.
Brexit dan Perbatasan
Brexit, penarikan Inggris dari Uni Eropa, semakin memperumit situasi di Irlandia Utara. Republik Irlandia, yang berbatasan dengan Irlandia Utara, tetap menjadi bagian dari UE.
Jika Irlandia Utara meninggalkan UE bersama Inggris lainnya, perbatasan keras dapat kembali dibangun di antara kedua wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan tarif pada barang dan pemeriksaan bea cukai, mengganggu perdagangan, dan berpotensi memicu kembali ketegangan.
Dilema DUP
DUP mendukung Brexit tetapi tidak ingin melihat perbatasan keras antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia. Ini menciptakan dilema bagi partai, karena harus menyeimbangkan dukungannya terhadap Brexit dengan komitmennya untuk menjaga perdamaian.
Tantangan Menjaga Perdamaian
Koalisi DUP-Tory dan Brexit telah membuat Perjanjian Jumat Agung berada di bawah tekanan. Sinn Fein, partai nasionalis utama di Irlandia Utara, menuduh DUP menggunakan posisinya untuk melemahkan proses perdamaian.
Selain itu, masalah perbatasan tetap menjadi perhatian utama. Semua pihak menyadari sensitivitas perbatasan dan tidak ingin kembali ke masa kekerasan. Akan tetapi, mencari solusi yang memuaskan kedua belah pihak terbukti sulit.
Masa Depan Irlandia Utara
Masa depan Irlandia Utara tidak pasti. Koalisi DUP-Tory dan Brexit telah menciptakan serangkaian tantangan kompleks yang memerlukan negosiasi dan kompromi yang cermat. Proses perdamaian masih rapuh, dan semua pihak harus bekerja sama untuk menjaga stabilitas dan membangun masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi kawasan tersebut.
Pertimbangan Tambahan:
- Populisme ekonomi DUP telah menyebabkannya merundingkan paket pendanaan substansial untuk Irlandia Utara dari pemerintah Inggris.
- Sinn Fein, meskipun mengecam kekerasan, memiliki sejarah dukungan terhadap Tentara Republik Irlandia (IRA).
- Orange Order, sebuah organisasi persaudaraan Protestan yang memiliki hubungan dengan DUP, telah terlibat dalam pawai sektarian yang telah memicu kekerasan di masa lalu.
- Perjanjian Jumat Agung membentuk Komisi Pawai untuk mengatur pawai Orange Order dan mencegahnya berlangsung di daerah-daerah yang mayoritas Katolik.
- Masa depan politik Irlandia Utara akan bergantung pada hasil negosiasi Brexit dan kemampuan berbagai pihak untuk menemukan titik temu dan bekerja menuju visi bersama untuk wilayah tersebut.