Perempuan Kulit Hitam Perintis di Angkatan Laut AS
Hambatan Awal dan Pendirian WAVES
Selama Perang Dunia II, perempuan kulit hitam awalnya dikecualikan dari program Women Accepted for Volunteer Emergency Service (WAVES), yang mengizinkan perempuan untuk bertugas dalam peran non-tempur di Angkatan Laut. Namun, berkat advokasi Direktur WAVES Mildred McAfee dan aktivis Mary McLeod Bethune, perempuan kulit hitam akhirnya diizinkan untuk bergabung dengan program tersebut pada akhir 1944.
Perwira Perempuan Afrika Amerika Pertama
Pada 21 Desember 1944, Harriet Ida Pickens dan Frances Eliza Wills menjadi perempuan Afrika Amerika pertama yang ditugaskan sebagai perwira di Angkatan Laut AS. Pencapaian bersejarah mereka menandai tonggak penting dalam perjuangan untuk kesetaraan di dalam militer.
Kontribusi Perempuan Kulit Hitam di WAVES
Perempuan kulit hitam di WAVES bertugas dalam berbagai peran, termasuk merekrut anggota baru, merawat tentara yang terluka, dan berpartisipasi dalam pelatihan fisik. Mereka juga bekerja sebagai pengendali lalu lintas udara, penerjemah, pengacara, petugas korps rumah sakit, pembuat roti, kurir, juru gambar, ahli kriptologi, dan ahli meteorologi.
Pembatasan Geografis dan Perjuangan untuk Kesetaraan
Meskipun dapat bertugas di banyak bidang, WAVES menghadapi pembatasan geografis. Mereka hanya diperbolehkan bertugas di benua AS dan tidak diizinkan bertugas di kapal tempur atau pesawat terbang. Pembatasan ini menyoroti perjuangan berkelanjutan untuk kesetaraan di dalam Angkatan Laut.
Mengatasi Hambatan dan Naik Pangkat
Wanita di Angkatan Laut terus menghadapi hambatan untuk promosi, dengan pangkat jenderal dan laksamana tetap tertutup bagi mereka hingga 1967. Namun, perempuan pelopor seperti Laksamana Michelle J. Howard mendobrak hambatan ini, menjadi perempuan pertama dalam sejarah Angkatan Laut yang mencapai pangkat laksamana bintang empat pada tahun 2014.
Menjaga Warisan Perempuan Kulit Hitam di Angkatan Laut
Arsip Nasional menyimpan banyak sekali foto dan dokumen yang menceritakan kisah perempuan kulit hitam di Angkatan Laut. Arsip ini memainkan peran penting dalam menjaga warisan mereka dan memastikan bahwa kontribusi mereka tidak dilupakan.
Dampak Perempuan Kulit Hitam di Angkatan Laut
Para perempuan perintis WAVES membuka jalan bagi generasi perempuan penerus di Angkatan Laut. Keterampilan dan kemampuan kepemimpinan mereka menunjukkan bahwa perempuan mampu melayani dalam berbagai peran dan memberikan kontribusi signifikan kepada militer.
Warisan Kesetaraan dan Inklusi yang Berkelanjutan
Warisan perempuan kulit hitam di Angkatan Laut terus menginspirasi dan memotivasi. Perjuangan mereka untuk kesetaraan membantu mendobrak hambatan dan menciptakan peluang bagi perempuan di militer dan di luarnya. Saat ini, Angkatan Laut berkomitmen terhadap keberagaman dan inklusi, memastikan bahwa semua perempuan memiliki kesempatan untuk mengabdi kepada negara mereka dengan kehormatan dan perbedaan.