Bus Layang: Konsep Menjanjikan dengan Potensi Jebakan
TEB: Solusi Futuristik untuk Kemacetan Lalu Lintas?
Perusahaan Tiongkok TebTechnology Ltd. telah mengungkap sebuah prototipe untuk bus layang futuristik, Transit Elevated Bus (TEB). TEB dirancang untuk meluncur di atas kendaraan lain di jalan, yang berpotensi merevolusi transportasi publik dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun, para kritikus telah menyuarakan kekhawatiran mengenai kelayakan dan kepraktisan TEB.
Cacat Desain dan Keterbatasan Jalan
Meskipun desain TEB inovatif, TEB memiliki beberapa kelemahan serius. Prototipe yang diungkap minggu lalu hanya cukup tinggi untuk memungkinkan mobil dengan tinggi kurang dari tujuh kaki lewat di bawahnya. Artinya, kendaraan yang lebih besar, seperti van dan truk, bisa terjebak di belakangnya, yang berpotensi memperburuk kemacetan lalu lintas.
Selain itu, desain TEB tidak memenuhi peraturan ketinggian maksimum untuk kendaraan jalan raya di Tiongkok, yang biasanya sekitar 13 hingga 14 kaki. Hal ini dapat menimbulkan bahaya keselamatan dan mencegah TEB beroperasi di jalan tertentu.
Uji Jalan yang Tidak Realistis dan Kurangnya Transparansi
Uji jalan TEB baru-baru ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang kelayakannya. Pengujian dilakukan pada lintasan lurus tanpa hambatan yang panjangnya kurang dari 1.000 kaki, yang jauh dari kondisi jalan sebenarnya di jalan raya yang padat.
Lebih jauh, para pejabat setempat menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui uji jalan tersebut, dan produsen TEB kemudian menarik kembali klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari “pengujian internal” mereka. Kurangnya transparansi ini menimbulkan kekhawatiran tentang kredibilitas proyek.
Tuduhan Penipuan dan Pendanaan yang Dipertanyakan
Dua media pemerintah Tiongkok menuduh bahwa proyek TEB adalah penipuan untuk menipu investor. Proyek ini dilaporkan didanai melalui investasi peer-to-peer, bentuk pembiayaan kontroversial yang telah dikaitkan dengan penipuan di masa lalu.
Sejarah Konsep Bus Layang
Ide bus layang bukanlah hal baru. Pada tahun 1969, desainer Craig Hodgetts dan Lester Walker mengusulkan “Landliner”, sebuah mesin layang bertenaga turbin yang akan meluncur di sepanjang jalan raya dengan bantalan udara bebas gesekan. Landliner dimaksudkan sebagai eksperimen pemikiran, tetapi hal ini menimbulkan poin-poin menarik tentang potensi keuntungan dari bus layang.
Keuntungan dan Kerugian Bus Layang
Bus layang menawarkan beberapa keuntungan potensial dibandingkan bus dan kereta tradisional. Bus layang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dengan melewati kendaraan lain, dan bus layang bisa lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan membangun jalur kereta bawah tanah atau kereta api baru.
Namun, bus layang juga memiliki beberapa kelemahan. Bus layang membutuhkan infrastruktur khusus, dan bus layang mungkin tidak cocok untuk semua jenis jalan atau kondisi lalu lintas. Selain itu, bus layang mungkin lebih mahal untuk dioperasikan dan dirawat dibandingkan bus tradisional.
Masa Depan Bus Layang
Terlepas dari tantangannya, konsep bus layang terus menarik perhatian para perencana kota dan pakar transportasi. Meskipun TEB mungkin bukan solusi yang layak, TEB telah memicu minat baru pada sistem bus layang.
Dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, bus layang berpotensi berperan dalam mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan transportasi publik di masa depan.