Home SainsPsikologi Sakit: Kenapa Kita Lebih Suka Mengakhirinya Segera?

Sakit: Kenapa Kita Lebih Suka Mengakhirinya Segera?

by Peter

Sakit: Kenapa Kita Lebih Suka Mengakhirinya Segera

Psikologi Penghindaran Rasa Sakit

Rasa sakit adalah sensasi tidak menyenangkan yang secara alami kita hindari. Akan tetapi, riset telah menunjukkan bahwa dalam hal rasa sakit fisik, orang lebih suka mengakhirinya dengan cepat daripada menundanya. Ini berbeda dengan jenis pengalaman tidak menyenangkan lainnya, seperti hukuman atau tugas yang tidak menyenangkan, yang biasanya kita tunda.

Antisipasi Rasa Sakit

Psikolog percaya bahwa antisipasi rasa sakit membawa beban psikologis. Ini berarti ketakutan dan kecemasan yang kita alami saat menunggu kejadian menyakitkan bisa sama tidak menyenangkannya dengan rasa sakit itu sendiri. Akibatnya, orang mungkin memilih untuk menanggung rasa sakit sekaligus untuk menghindari antisipasi yang berkepanjangan.

Masokisme dan Toleransi Rasa Sakit

Meskipun kebanyakan orang lebih menghindari rasa sakit, ada beberapa individu yang menunjukkan kecenderungan masokistis. Masokisme adalah kondisi psikologis di mana individu memperoleh kenikmatan dari rasa sakit. Dalam studi yang disebutkan sebelumnya, sukarelawan masokis menunjukkan preferensi kuat untuk menerima sengatan listrik sekaligus, meskipun itu berarti mengalami lebih banyak rasa sakit secara keseluruhan.

Rasa Sakit dan Janji Dokter Gigi

Studi ini juga menyelidiki preferensi orang mengenai janji dokter gigi. Partisipan diberi pilihan untuk menjadwalkan janji pada hari yang sama atau hingga delapan bulan ke depan. Sementara beberapa partisipan tidak peduli kapan janji temu dilakukan, mayoritas lebih suka menyelesaikannya sesegera mungkin. Ini menunjukkan bahwa antisipasi rasa sakit, bahkan dalam bentuk yang ringan, dapat memengaruhi pengambilan keputusan kita.

Rasa Sakit Melampaui Sensasi Fisik

Beban psikologis antisipasi rasa sakit tidak terbatas pada rasa sakit fisik. Riset telah menunjukkan bahwa antisipasi mengerjakan ujian matematika dapat mengaktifkan jaringan rasa sakit di otak pada sebagian orang. Ini menunjukkan bahwa otak memproses rasa sakit psikologis dengan cara yang mirip dengan rasa sakit fisik.

Implikasi untuk Manajemen Rasa Sakit

Memahami faktor psikologis yang memengaruhi persepsi nyeri dapat berimplikasi pada manajemen nyeri. Misalnya, petugas layanan kesehatan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan teknik pengalih perhatian atau latihan relaksasi untuk membantu pasien mengatasi antisipasi rasa sakit. Selain itu, memberikan pasien informasi yang akurat tentang nyeri dan manajemennya dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengalaman mereka secara keseluruhan.

Pertimbangan Tambahan

  • Temuan studi menunjukkan bahwa preferensi orang mengenai rasa sakit dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis rasa sakit.
  • Faktor budaya dan individu juga dapat memengaruhi toleransi rasa sakit dan preferensi.
  • Penting untuk dicatat bahwa temuan studi ini didasarkan pada data yang dilaporkan sendiri, yang mungkin tidak selalu akurat atau dapat diandalkan.

You may also like