Bisakah Kita Mengkloning Manusia Gua?
Ilmu di Balik Pengkloningan Neanderthal
Ahli genetika George Church telah menjadi berita utama dengan klaimnya bahwa ia telah mengekstrak cukup DNA dari fosil Neanderthal untuk menciptakan embrio. Akan tetapi, Church kemudian mengklarifikasi bahwa ia tidak secara aktif mencari perempuan untuk mengandung bayi Neanderthal. Ia mengatakan bahwa pengkloningan semacam itu hanya mungkin secara teoritis pada saat ini, dan bahwa kita harus mulai mendiskusikan implikasi etisnya sekarang.
Gagasan mengkloning Neanderthal tidak sepenuhnya gila. Pada tahun 2009, subspesies punah dari kambing gunung Spanyol dikloning dari sampel kulit beku. Akan tetapi, bayi yang baru lahir itu langsung mati karena gagal napas. Ini menunjukkan bahwa menghidupkan kembali spesies yang punah adalah mungkin, tetapi bukannya tanpa tantangan.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah bahwa DNA memiliki tanggal kedaluwarsa sekitar 1 juta tahun. Artinya, kecil kemungkinannya kita bisa mengkloning dinosaurus atau spesies punah lainnya yang telah punah selama jutaan tahun.
Etika Pengkloningan Neanderthal
Bahkan jika memungkinkan untuk mengkloning Neanderthal, ada kekhawatiran serius mengenai etika yang perlu dipertimbangkan. Sebagian orang berpendapat bahwa salah jika menghidupkan kembali spesies yang punah, karena hal itu dapat mengganggu tatanan alam. Yang lain berpendapat bahwa pengkloningan spesies yang punah dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut mengenai mereka dan tempat mereka dalam evolusi manusia.
Pada akhirnya, keputusan untuk mengkloning Neanderthal atau tidak adalah keputusan kompleks yang melibatkan pertimbangan ilmiah dan etika. Penting untuk mempertimbangkan secara hati-hati manfaat dan risikonya sebelum mengambil keputusan.
Tantangan Pengkloningan Neanderthal
Selain kekhawatiran etika, ada juga sejumlah tantangan ilmiah yang perlu diatasi sebelum pengkloningan Neanderthal dapat menjadi kenyataan.
Salah satu tantangannya adalah kita tidak memiliki pemahaman yang lengkap mengenai genom Neanderthal. Kita baru mampu mengurutkan sekitar 60% genom Neanderthal sejauh ini, dan kita tidak tahu apa yang terkandung pada 40% sisanya. Artinya, kita mungkin melewatkan gen-gen penting yang diperlukan untuk perkembangan Neanderthal.
Tantangan lainnya adalah kita tidak tahu cara membuat embrio Neanderthal. Kita belum pernah berhasil mengkloning embrio manusia, dan kita tidak tahu apakah teknik yang sama akan berhasil pada Neanderthal.
Terakhir, bahkan jika kita bisa membuat embrio Neanderthal, kita perlu mencari ibu pengganti yang bersedia mengandung kehamilan sampai cukup bulan. Ini bisa jadi sulit, karena Neanderthal jauh lebih besar dan kuat daripada manusia modern, dan kehamilan mereka mungkin lebih sulit.
Potensi Manfaat Pengkloningan Neanderthal
Terlepas dari tantangannya, pengkloningan Neanderthal juga memiliki sejumlah manfaat potensial.
Salah satu manfaatnya adalah hal ini dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut mengenai Neanderthal dan tempat mereka dalam evolusi manusia. Neanderthal adalah kerabat terdekat kita, dan mereka hidup di Bumi selama ratusan ribu tahun. Dengan mengkloning Neanderthal, kita dapat mempelajari lebih lanjut mengenai biologi, budaya, dan hubungan mereka dengan manusia modern.
Manfaat lainnya adalah bahwa pengkloningan Neanderthal dapat membantu kita mengembangkan pengobatan baru untuk penyakit. Neanderthal telah beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan manusia modern, dan mereka mungkin telah mengembangkan adaptasi genetik unik yang dapat membantu kita mengobati penyakit seperti kanker dan diabetes.
Terakhir, pengkloningan Neanderthal dapat membantu kita melestarikan keanekaragaman genetik spesies kita. Manusia modern semuanya sangat berkerabat satu sama lain, dan kurangnya keragaman genetik ini membuat kita lebih rentan terhadap penyakit. Dengan mengkloning Neanderthal, kita dapat memasukkan varian genetik baru ke dalam populasi kita dan membuat kita lebih tangguh terhadap penyakit.
Risiko Pengkloningan Neanderthal
Tentu saja, ada juga beberapa risiko yang terkait dengan pengkloningan Neanderthal.
Salah satu risikonya adalah kita dapat menciptakan jenis manusia baru yang tidak sesuai dengan masyarakat modern. Neanderthal sangat berbeda dari manusia modern, baik secara fisik maupun mental. Jika kita mengkloning Neanderthal, mungkin saja individu yang dihasilkan tidak akan dapat berfungsi dalam masyarakat modern.
Risiko lainnya adalah kita dapat memasukkan penyakit baru ke dalam populasi kita. Neanderthal hidup di lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan manusia modern, dan mereka mungkin telah terpapar oleh berbagai penyakit. Jika kita mengkloning Neanderthal, mungkin saja individu yang dihasilkan dapat membawa penyakit yang baru bagi manusia modern.
Terakhir, ada risiko bahwa pengkloningan Neanderthal dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis. Misalnya, hal ini dapat digunakan untuk menciptakan bayi desainer atau menciptakan ras baru prajurit super. Penting untuk mempertimbangkan secara hati-hati risiko potensial pengkloningan Neanderthal sebelum mengambil keputusan untuk melanjutkan atau tidak.