Para Ibu Ginekologi: Memberi Penghormatan kepada Para Perempuan Budak yang Dieksploitasi Atas Nama Kemajuan Medis
Korban Rasisme Medis yang Terlupakan
Pada pertengahan tahun 1800-an, sekelompok perempuan budak yang dikenal sebagai “Para Ibu Ginekologi” mengalami penderitaan yang tak terbayangkan di tangan Dr. J. Marion Sims, seorang dokter kulit putih yang melakukan eksperimen pada mereka tanpa persetujuan mereka. Para perempuan ini, termasuk Anarcha, Betsey, dan Lucy, menjadi sasaran pembedahan yang menyakitkan dan merendahkan martabat tanpa anestesi atau penghilang rasa sakit.
Eksperimen Kejam Sims
Sims percaya bahwa orang kulit hitam dapat menahan tingkat rasa sakit yang lebih tinggi, sebuah mitos rasis yang masih bertahan hingga hari ini. Ia berulang kali mengoperasi para perempuan ini, sering kali mengulangi prosedur yang sama berulang-ulang, dalam upaya untuk menyempurnakan teknik bedahnya. Anarcha sendiri telah menjalani setidaknya 30 operasi yang dilakukan Sims.
Sejarah Eksploitasi
Sims bukanlah satu-satunya dokter kulit putih yang mengeksploitasi perempuan budak untuk penelitian medis. Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak perempuan budak menjadi sasaran pemeriksaan dan eksperimen medis paksa, sering kali tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Eksperimen-eksperimen ini berkontribusi pada pengembangan pengetahuan medis, tetapi mereka harus dibayar mahal oleh para perempuan yang menjadi sasarannya.
Kesenjangan Rasial dalam Layanan Kesehatan
Warisan rasisme medis terus berdampak pada kesehatan perempuan kulit hitam saat ini. Para ibu kulit hitam lebih mungkin mengalami komplikasi terkait kehamilan, tidak memiliki asuransi, dan melahirkan di rumah sakit dengan kualitas layanan ibu yang lebih rendah. Kesenjangan ini berakar pada sejarah perbudakan dan rasisme sistemik yang telah membentuk profesi medis.
Memberi Penghormatan kepada Para Ibu Ginekologi
Pada tahun 2019, sebuah monumen diresmikan di Montgomery, Alabama, untuk menghormati Para Ibu Ginekologi. Monumen yang diciptakan oleh seniman Michelle Browder ini menggambarkan tiga patung Anarcha, Betsey, dan Lucy yang berukuran lebih besar dari aslinya. Patung-patung tersebut menggabungkan simbolisme yang bermakna, seperti rahim yang kosong dan benda-benda tajam, untuk menyampaikan rasa sakit dan penderitaan yang dialami para perempuan tersebut.
Mengatasi Rasisme Sistemik dalam Ginekologi
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi gerakan yang berkembang untuk mengakui dan mengatasi peran rasisme dalam ginekologi. Pada tahun 2020, sebuah koalisi kelompok profesional, termasuk American College of Obstetricians and Gynecologists, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengakui kontribusi mereka terhadap rasisme sistemik dan memberikan penghormatan kepada Para Ibu Ginekologi.
Kekuatan Seni dan Aktivisme
Monumen Michelle Browder dan aktivisme yang berkelanjutan seputar sejarah rasisme medis adalah pengingat kuat tentang pentingnya kejujuran dan rekonsiliasi. Mereka menantang narasi tradisional tentang sejarah medis dan mengungkap pengorbanan tersembunyi dari para perempuan budak. Dengan mengungkap ketidakadilan ini, kita dapat berupaya menciptakan sistem layanan kesehatan yang lebih adil dan setara untuk semua.