Home SainsIlmu Pangan Daging yang Dikembangkan di Laboratorium: Persetujuan Halal dan Kosher Memperluas Jangkauan

Daging yang Dikembangkan di Laboratorium: Persetujuan Halal dan Kosher Memperluas Jangkauan

by Rosa

Daging yang Dikembangkan di Laboratorium: Persetujuan Halal dan Kosher Membuka Pintu ke Khalayak yang Lebih Luas

Persetujuan Agama Membuka Jalan bagi Daging Budidaya

Daging yang dikembangkan di laboratorium telah mengambil langkah signifikan untuk menjadi alternatif yang layak untuk daging tradisional, berkat persetujuan baru-baru ini dari otoritas agama Islam dan Yahudi. Persetujuan ini menganggap produk daging tertentu yang dikembangkan di laboratorium sesuai dengan pembatasan makanan halal dan kosher.

Apa itu Daging Budidaya?

Daging budidaya, juga dikenal sebagai daging yang dikembangkan di laboratorium, diproduksi dengan memberi makan kaldu kaya nutrisi ke sel-sel hewan dalam tong baja tahan karat. Proses ini bertujuan untuk mereplikasi rasa, tekstur, dan penampilan daging tradisional. Saat ini, sebagian besar daging yang dibudidayakan berasal dari sel yang dikumpulkan dari embrio atau hewan hidup.

Sertifikasi Halal dan Kosher

Agar daging yang dibudidayakan dianggap halal, daging tersebut harus memenuhi persyaratan khusus yang digariskan oleh hukum Syariah. Persyaratan ini mencakup penggunaan sel dari hewan yang diizinkan untuk dikonsumsi Muslim, penyembelihan hewan tersebut sesuai dengan hukum Islam, dan memastikan bahwa nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan sel tidak mengandung zat terlarang seperti darah atau alkohol.

Orthodox Union (OU), lembaga sertifikasi halal terbesar, juga memutuskan bahwa produk daging tertentu yang dikembangkan di laboratorium memenuhi standar halal. Produk-produk ini harus berasal dari telur dan bukan dari hewan hidup, karena hukum halal melarang konsumsi bagian mana pun dari hewan hidup.

Manfaat Lingkungan Hidup dan Etika

Produksi daging yang dikembangkan di laboratorium memiliki potensi untuk mengurangi penderitaan hewan dan mengurangi dampak lingkungan dari industri peternakan. Memelihara sapi untuk diambil dagingnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Daging budidaya menawarkan alternatif yang dapat mengurangi kekhawatiran ini.

Ketersediaan Saat Ini dan Potensi di Masa Depan

Saat ini, Amerika Serikat dan Singapura adalah satu-satunya negara yang menjual daging budidaya secara komersial. Namun, industri ini bertujuan untuk memperluas jangkauannya secara internasional, dengan Asia Tenggara dan Timur Tengah dipandang sebagai pasar pertumbuhan potensial.

Persetujuan agama baru-baru ini diharapkan dapat mempercepat adopsi daging yang dikembangkan di laboratorium, terutama di kalangan konsumen yang mengikuti pembatasan makanan halal atau halal. Industri ini juga berupaya mengatasi kekhawatiran konsumen tentang rasa dan kualitas.

Tantangan dan Peluang

Terlepas dari persetujuan baru-baru ini, penerimaan daging yang dikembangkan di laboratorium di kalangan konsumen dapat bervariasi tergantung pada afiliasi agama dan tingkat ketaatan mereka. Selain itu, industri ini menghadapi tantangan untuk membuat produknya lebih cocok untuk khalayak yang lebih luas.

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar vegetarian dan pemakan daging ragu untuk mencoba daging yang dibudidayakan karena rasa jijik. Mengatasi hambatan ini akan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang industri ini.

Kesimpulan

Persetujuan agama untuk daging yang dikembangkan di laboratorium merupakan tonggak penting dalam pengembangan industri baru ini. Ketika industri ini terus mengatasi tantangan yang terkait dengan penerimaan konsumen dan skalabilitas produksi, daging yang dibudidayakan memiliki potensi untuk menjadi alternatif yang layak dan berkelanjutan untuk daging tradisional, menawarkan manfaat bagi konsumen dan lingkungan.

You may also like