Perubahan Iklim Dapatkah Memusnahkan Awan Stratokumulus?
Latar Belakang
Awan stratokumulus adalah awan rendah dan datar yang menutupi sebagian besar wilayah samudra subtropis Bumi. Awan ini memainkan peran penting dalam mengatur suhu planet dengan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa.
Temuan Penelitian Baru
Penelitian pemodelan iklim terkini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer dapat mengganggu pembentukan awan stratokumulus. Pada level yang melebihi 1.200 bagian per juta (ppm), awan kehilangan kemampuannya untuk membentuk lembaran besar, datar, dan reflektif. Sebaliknya, awan pecah menjadi awan yang lebih kecil dan berkelompok.
Implikasi bagi Suhu Bumi
Gangguan dalam pembentukan awan ini dapat berdampak signifikan pada suhu permukaan Bumi. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya awan stratokumulus dapat menyebabkan peningkatan dramatis hingga 14 derajat Fahrenheit.
Tantangan dalam Pemodelan Iklim
Membuat model awan secara akurat dalam model iklim merupakan tugas yang kompleks karena sifatnya yang beragam dan arus udara skala kecil yang menopangnya. Untuk menyederhanakan prosesnya, peneliti sering berfokus pada pemodelan bagian awan yang kecil.
Keterbatasan dan Ketidakpastian
Hasil penelitian pemodelan iklim baru memberikan wawasan yang berharga, tetapi penting untuk dicatat bahwa hal ini didasarkan pada penyederhanaan. Para ahli memperingatkan bahwa ambang pasti untuk pemecahan awan dapat bervariasi, dan akurasi prediksi model masih belum pasti.
Dampak Potensial terhadap Masa Lalu dan Masa Depan Bumi
Temuan penelitian memunculkan pertanyaan menarik tentang sejarah iklim Bumi. Hal ini menunjukkan bahwa hilangnya awan stratokumulus mungkin telah berkontribusi pada lonjakan panas ekstrem di masa lalu, seperti Maksimum Termal Paleosen-Eosen. Jika prediksi model terbukti benar, itu dapat mengindikasikan bahwa Bumi rentan terhadap peristiwa suhu ekstrem serupa di masa depan karena peningkatan kadar CO2.
Implikasi bagi Kebijakan Iklim
Temuan penelitian menggarisbawahi pentingnya mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon. Dengan mengurangi peningkatan konsentrasi CO2, kita dapat meminimalkan risiko mengganggu pembentukan awan dan konsekuensi bencana potensialnya bagi sistem iklim Bumi.
Pertimbangan Tambahan
- Ambang batas 1.200 ppm untuk pemecahan awan adalah perkiraan kasar, dan ambang batas sebenarnya mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
- Model iklim baru menyederhanakan banyak aspek perilaku awan, sehingga akurasinya tidak pasti.
- Hilangnya awan stratokumulus dapat menjelaskan lonjakan panas yang tidak biasa dalam sejarah iklim Bumi.
- Meningkatnya kadar CO2 berpotensi membuka “kotak Pandora” kejutan iklim, termasuk peristiwa suhu ekstrem.