Home SainsIlmu kognitif Status Facebook: Lebih Berkesan Dibanding Kalimat Buku

Status Facebook: Lebih Berkesan Dibanding Kalimat Buku

by Rosa

Status Facebook: Lebih Berkesan Dibanding Kalimat Buku

Memori dan Membaca di Era Digital

Di era digital seperti sekarang ini, saat platform media sosial seperti Facebook mendominasi interaksi daring kita, peneliti menemukan sebuah fenomena menarik: kita cenderung lebih mudah mengingat status Facebook dibandingkan kalimat yang disusun dengan cermat dari buku.

Studi

Sebuah tim psikolog di UC San Diego melakukan studi untuk meneliti fenomena ini. Mereka mengumpulkan 200 unggahan Facebook dan 200 kalimat dari buku yang baru saja terbit. Mereka kemudian meminta mahasiswa untuk mempelajari dan menghafal separuh dari frasa dari Facebook dan separuhnya lagi dari buku.

Hasil

Hasilnya mengejutkan: unggahan Facebook satu setengah kali lebih berkesan dibandingkan kalimat buku. Hal ini terbukti bahkan saat peneliti mengontrol panjang dan kompleksitas frasa.

Mengapa Status Facebook Lebih Berkesan

Peneliti yakin bahwa ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya daya ingat status Facebook:

  • Gosip dan Gaya Personal: Unggahan Facebook dan komentar daring sering kali berisi anekdot pribadi, gosip, dan pengamatan sehari-hari. Nada gosip dan gaya personal tersebut membuatnya lebih mudah dipahami dan menarik.
  • Kelengkapan: Status Facebook biasanya merupakan pemikiran utuh, tidak seperti kalimat di tengah cerita dari buku. Hal ini membuatnya lebih mudah dipahami dan diingat.
  • Konten Emosional: Unggahan Facebook sering kali membangkitkan emosi, seperti humor, kemarahan, atau kesedihan. Konten emosional ini membuatnya lebih berkesan.

Implikasi untuk Menulis dan Berkomunikasi

Temuan studi ini memberi implikasi pada cara kita menulis dan berkomunikasi di era digital. Seperti yang dicatat Nicholas Christenfeld, profesor psikologi di UC San Diego, “Teknologi modern memungkinkan bahasa tulisan untuk kembali lebih dekat ke gaya komunikasi personal dan kasual sebelum adanya literasi. Dan inilah gaya yang beresonansi dan diingat.”

Hal ini mengindikasikan bahwa untuk menulis secara efektif di era digital, kita harus menggunakan gaya yang lebih percakapan dan personal. Kita harus fokus membagikan pengalaman, pemikiran, dan perasaan kita sendiri, alih-alih mencoba menulis dengan gaya formal atau akademis.

Temuan Tambahan

Studi tersebut juga menemukan bahwa:

  • Judul berita lebih berkesan dibandingkan kalimat di tengah cerita, tetapi kurang berkesan dibandingkan komentar Facebook.
  • Berita hiburan lebih berkesan dibandingkan berita terkini.
  • Komentar pada artikel berita adalah yang paling berkesan di antara semua.

Kesimpulan

Temuan studi ini memberikan wawasan berharga tentang cara kita mengingat dan memproses informasi di era digital. Temuan ini mengindikasikan bahwa kita tertarik pada konten personal, emosional, dan gosip, dan kita lebih mudah mengingat jenis konten ini dibandingkan tulisan formal atau akademis. Saat kita terus menavigasi lanskap digital, penting untuk mengingat temuan ini dan menyesuaikan gaya menulis dan komunikasi kita sebagaimana mestinya.

You may also like