Pendaratan massal walrus di pesisir Alaska
Dalam tren yang mengkhawatirkan, ribuan walrus sekali lagi terpaksa mendarat di Alaska, mencari perlindungan di pantai karena kurangnya es laut untuk beristirahat. Fenomena ini, yang dikenal sebagai “haul-out” telah menjadi semakin umum dalam beberapa tahun terakhir seiring es laut Arktik terus menurun.
Dampak Hilangnya Es Laut
Walrus bergantung pada es laut sebagai tempat untuk beristirahat, menyusui anaknya, dan menghindari predator. Akan tetapi, hilangnya es laut akibat perubahan iklim telah membuat mereka memiliki lebih sedikit tempat istirahat yang sesuai. Akibatnya, mereka terpaksa mendaratkan diri mereka sendiri dalam jumlah besar, seringkali mengakibatkan kondisi yang padat dan penuh tekanan.
Kondisi Padat dan Risiko Terinjak-injak
Kondisi padat selama haul-out dapat menyebabkan risiko terinjak-injak, terutama jika hewan-hewan tersebut dikejutkan oleh manusia atau pesawat. Tahun lalu, sekitar 60 ekor walrus muda mati dalam insiden terinjak-injak selama peristiwa haul-out serupa. Untuk mengurangi risiko ini, pilot dan aktivitas manusia lainnya disarankan untuk menjaga jarak aman dari hewan-hewan tersebut.
Sensitif terhadap Kebisingan dan Pesawat
Walrus sangat sensitif terhadap kebisingan dan gangguan pesawat. Deru mesin dan pesawat yang terbang rendah dapat memicu insiden terinjak-injak, terutama ketika hewan-hewan tersebut berkumpul bersama. Untuk melindungi walrus selama haul-out, pesawat disarankan untuk menghindari terbang langsung di atas atau di dekat kumpulan walrus.
Penurunan Es Laut Arktik
Es laut Arktik telah mengalami penurunan yang stabil dalam beberapa dekade terakhir, mencapai tingkat maksimum terendah yang pernah tercatat selama musim dingin tahun 2022. Para ilmuwan meyakini bahwa Arktik dapat sepenuhnya bebas es pada bulan-bulan musim panas pada tahun 2030-an, yang akan berdampak besar bagi satwa liar dan masyarakat adat yang bergantung pada es.
Dampak pada Satwa Liar
Hilangnya es laut Arktik tidak hanya berdampak pada walrus, tetapi juga pada berbagai spesies satwa liar lainnya yang bergantung pada es untuk bertahan hidup. Beruang kutub, anjing laut, dan burung laut adalah beberapa dari banyak spesies yang bergantung pada es laut untuk berburu, beristirahat, dan berkembang biak.
Dampak pada Masyarakat Adat
Masyarakat adat di Arktik secara tradisional bergantung pada es laut untuk berburu, memancing, dan transportasi. Hilangnya es laut mengganggu mata pencaharian dan praktik budaya tradisional ini, yang memaksa masyarakat adat untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang menantang.
Mitigasi dan Adaptasi
Mengatasi masalah haul-out walrus dan dampak yang lebih luas dari hilangnya es laut Arktik memerlukan pendekatan multifaset. Strategi mitigasi, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, sangat penting untuk memperlambat laju perubahan iklim dan melestarikan habitat es laut. Strategi adaptasi, seperti pemantauan berbasis masyarakat dan manajemen satwa liar, juga sangat penting untuk membantu satwa liar dan masyarakat adat mengatasi lanskap Arktik yang berubah.
Dengan memahami penyebab dan konsekuensi haul-out walrus dan penurunan es laut Arktik, kita dapat berupaya memitigasi dampaknya dan melindungi satwa liar serta masyarakat manusia di wilayah yang rentan ini.