Langkah Berani Bergün: Melarang Fotografi untuk Melestarikan Keindahannya
Pendahuluan
Terletak di tengah Pegunungan Alpen Swiss yang menakjubkan, kota Bergün yang indah telah membuat keputusan yang tidak konvensional: melarang fotografi di lokasi wisata utama. Langkah berani ini telah memicu rasa ingin tahu dan kontroversi.
Alasan di Balik Larangan
Walikota Peter Nicolaya menjelaskan bahwa larangan tersebut bertujuan untuk mencegah perasaan tidak mampu di antara mereka yang melihat foto-foto Bergün yang menakjubkan di media sosial. “Kami tidak ingin membuat orang di luar komunitas yang melihat gambar lanskap indah kami di media sosial merasa tidak bahagia,” katanya.
Psikologi Keindahan dan Media Sosial
Penelitian menunjukkan bahwa melihat gambar-gambar tujuan wisata yang diidealkan di media sosial dapat menyebabkan perasaan tidak puas dan iri. Fenomena ini, yang dikenal sebagai “kecemasan perjalanan yang disebabkan oleh media sosial”, dapat mengurangi kenikmatan dari pengalaman perjalanan yang sebenarnya.
Preseden untuk Pembatasan Fotografi
Bergün bukanlah tujuan wisata pertama yang memberlakukan pembatasan fotografi. Museum dan situs populer lainnya sering membatasi fotografi untuk mengontrol aliran pendapatan atau melindungi artefak sensitif.
Dampak pada Pariwisata
Meskipun larangan fotografi mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, hal itu berpotensi meningkatkan pariwisata dengan membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong pengunjung untuk merasakan Bergün secara langsung.
Cara Alternatif untuk Mengabadikan Kenangan
Meskipun ada larangan fotografi, masih ada cara untuk mengabadikan kenangan Bergün. Pengunjung dapat membeli kartu pos, suvenir, atau foto resmi dari vendor lokal.
Masalah Keamanan dan Fotografi
Meskipun larangan Bergün terutama dimotivasi oleh masalah psikologis, hal itu juga membahas potensi masalah keamanan.
- Swafoto bisa berbahaya jika diambil di lokasi berbahaya.
- Mengirim pesan sambil berjalan dapat menyebabkan tabrakan dengan kendaraan atau pejalan kaki lainnya.
Keputusan Bergün untuk merancang penyeberangan dan lampu lalu lintas guna mencegah mengirim pesan sambil berjalan merupakan langkah proaktif untuk meningkatkan keamanan.
Penegakan dan Hukuman
Kota ini telah menerapkan denda sekitar $5 untuk pelanggaran larangan fotografi. Namun, direktur pariwisata telah mengindikasikan bahwa penegakan hukum tidak mungkin dilakukan.
Reaksi dan Perspektif
Larangan fotografi telah menimbulkan reaksi beragam. Beberapa pengunjung menyatakan kekecewaan, sementara yang lain mendukung keputusan kota.
Kesimpulan
Larangan fotografi Bergün adalah eksperimen berani dalam melestarikan keindahan unik kota dan mengurangi potensi efek negatif media sosial pada pengalaman perjalanan. Sementara dampak jangka panjang dari larangan tersebut masih harus dilihat, hal itu tentu telah memicu percakapan penting tentang peran fotografi dalam pariwisata dan kesejahteraan wisatawan.