Psikologi Uang: Bagaimana Kebersihan Mempengaruhi Kebiasaan Belanja
Pendahuluan
Orang cenderung lebih menyukai uang kertas dolar yang bersih dan baru daripada yang lusuh dan kotor. Preferensi ini bukan sekadar masalah estetika; preferensi ini memiliki dampak signifikan terhadap kebiasaan belanja kita. Studi menunjukkan bahwa orang lebih cenderung menyimpan uang kertas baru yang renyah daripada menghabiskannya dengan cepat, sementara uang tunai yang kotor mendorong pengeluaran yang lebih cepat.
Mekanisme Emosional Dorong dan Tarik
Peneliti telah mengidentifikasi “mekanisme emosional dorong dan tarik” yang mendorong perilaku ini. Orang mengalami rasa jijik saat memegang uang kertas yang lusuh dan kotor, karena mereka mengaitkannya dengan kontaminasi dari orang lain. Sebaliknya, mereka bangga memiliki uang kertas baru yang renyah yang dapat dibelanjakan di sekitar orang lain tanpa rasa malu.
Respons emosional ini menciptakan efek dorong dan tarik pada pengeluaran. Saat orang memiliki uang kertas yang tidak diinginkan, mereka cenderung menghabiskannya dengan cepat untuk menyingkirkan perasaan jijik yang tidak menyenangkan. Di sisi lain, ketika mereka memiliki uang kertas baru yang masih segar, mereka cenderung menyimpannya, karena mereka memperoleh rasa bangga dan kepuasan karena memilikinya.
Rasa Jijik dan Ketakutan akan Kontaminasi
Keengganan terhadap uang kertas lama tidak sepenuhnya irasional. Penelitian menunjukkan bahwa ketika Federal Reserve AS mengeluarkan uang kertas dari peredaran, biasanya bukan karena uang kertas tersebut sudah usang, melainkan karena “kandungan tanahnya” terlalu tinggi, yang berarti mengandung terlalu banyak bakteri.
Ketakutan akan kontaminasi ini mungkin menjadi pendorong bawah sadar preferensi kita terhadap uang kertas bersih. Kita mungkin sangat takut saat berpikir untuk memegang uang kertas bekas yang penuh kuman sehingga kita lebih memilih membuang uang tersebut daripada mengambil risiko terpapar banyak orang kotor yang tidak dikenal yang telah memegang uang tersebut sebelum kita.
Dampak Sirkulasi Mata Uang
Semakin lama uang kertas beredar, semakin besar kemungkinannya untuk menumpuk kotoran, bakteri, dan kontaminan lainnya. Proses sirkulasi ini juga dapat merusak tampilan uang kertas, sehingga kurang diminati untuk disimpan.
Akibatnya, orang cenderung membelanjakan uang kertas lama dan usang lebih cepat daripada uang kertas baru dan bersih. Perilaku ini membantu menjaga mata uang yang beredar tetap lancar dan mencegah penumpukan uang kertas yang terlalu kotor atau rusak.
Manfaat Psikologis Uang Kertas Renyah
Selain manfaat emosional dan praktis dari uang kertas bersih, mungkin juga ada beberapa manfaat psikologis dari memiliki dan membelanjakannya. Uang kertas baru yang renyah dapat meningkatkan harga diri kita dan membuat kita merasa lebih percaya diri dan memegang kendali atas keuangan kita.
Saat kita membelanjakan uang kertas baru yang renyah, kita mungkin juga mengalami perasaan puas dan berprestasi. Respons emosional positif ini dapat memperkuat preferensi kita terhadap uang kertas bersih dan mendorong kita untuk menabung dan membelanjakan uang dengan lebih bijak.
Kesimpulan
Kebersihan uang memiliki dampak signifikan terhadap kebiasaan belanja kita. Orang lebih suka menyimpan uang kertas dolar baru yang bersih daripada menghabiskannya dengan cepat, sementara uang tunai yang kotor mendorong pengeluaran yang lebih cepat. Perilaku ini didorong oleh “mekanisme emosional dorong dan tarik” yang melibatkan perasaan jijik dan bangga. Ketakutan akan kontaminasi dan manfaat psikologis dari uang kertas baru juga berperan dalam preferensi kita terhadap mata uang bersih.