Krisis Pengungsi: Jumlah Pengungsi Mencapai Rekor Tertinggi
Perang dan Konflik Memicu Pengungsian Massal
Jutaan orang di seluruh dunia terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang, konflik, dan penganiayaan. Pada tahun 2016, Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) melaporkan jumlah yang mengejutkan, yaitu 65,6 juta orang terpaksa mengungsi, naik 300.000 dari tahun sebelumnya. Jumlah ini termasuk 22,5 juta pengungsi dan lainnya yang telah mengungsi secara internal atau mencari suaka.
Konflik di Suriah telah menghasilkan pengungsi terbanyak, dengan lebih dari 50% populasi negara tersebut diperkirakan mengungsi di dalam atau di luar negeri. Runtuhnya perjanjian pembagian kekuasaan antara kelompok-kelompok etnis di Sudan Selatan telah menyebabkan jumlah pengungsi tertinggi kedua, dengan seperempat dari populasi terpaksa mengungsi.
Anak-anak dan Ketidakbernegaraan
Anak-anak merupakan bagian yang signifikan dari pengungsi di seluruh dunia, dengan 51% berusia di bawah 18 tahun. UNHCR memperkirakan bahwa 75.000 anak-anak baru menjadi tidak ter damping atau terpisah dari keluarga mereka, tetapi jumlah ini kemungkinan lebih rendah dari angka sebenarnya. Awal tahun ini, UNICEF memperkirakan bahwa lebih dari 300.000 anak-anak bermigrasi sendirian selama tahun 2015 dan 2016.
Sepuluh juta pengungsi saat ini atau berisiko menjadi tanpa kewarganegaraan, yang berarti mereka tidak memiliki kewarganegaraan yang diakui dan ditolak hak-hak dasar dan perlindungan.
Biaya Manusia yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
UNHCR telah menggambarkan jumlah pengungsi sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya” dan sebuah bukti atas biaya manusia yang sangat besar dari perang dan penganiayaan. Rata-rata, satu dari setiap 113 orang di seluruh dunia telah mengungsi secara paksa, jumlah yang lebih besar dari populasi Inggris.
“Dengan cara apa pun, ini adalah jumlah yang tidak dapat diterima,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Tantangan Perpindahan
Sifat perpindahan membuat sulit untuk memperkirakan jumlah pasti orang yang bergerak. Banyak pengungsi dan pengungsi internal (IDP) tinggal di daerah terpencil atau tidak dapat diakses, dan pergerakan mereka bisa lancar dan tidak dapat diprediksi.
Perpindahan juga berdampak besar pada individu yang terlibat. Mereka mungkin mengalami trauma, kehilangan, dan perpisahan dari keluarga dan komunitas mereka. Mereka mungkin juga tidak memiliki akses ke kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat tinggal, dan layanan kesehatan.
Perlunya Tindakan
Komunitas internasional memiliki tanggung jawab untuk mengatasi krisis pengungsi global dan memberikan dukungan kepada mereka yang telah mengungsi. Ini termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, mempromosikan perdamaian dan stabilitas di daerah-daerah yang terkena konflik, dan berupaya mencari solusi jangka panjang yang memungkinkan pengungsi dan IDP untuk kembali ke rumah atau membangun kembali kehidupan mereka dalam keselamatan dan martabat.