Home KehidupanSejarah Puisi Virgil di Pecahan Amphora: Bukti Kecintaan Sastra di Romawi Kuno

Puisi Virgil di Pecahan Amphora: Bukti Kecintaan Sastra di Romawi Kuno

by Peter

Prasasti pada Pecahan Tembikar Romawi Kuno Ungkap Warisan Abadi Virgil

Dalam sebuah penemuan menarik yang menyoroti literasi Romawi kuno dan popularitas abadi penyair Virgil, para peneliti telah menguraikan sebuah prasasti yang terukir pada pecahan tembikar berusia 1.800 tahun. Prasasti ini, yang pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan pada sebuah amphora, menawarkan sekilas gambaran yang menarik tentang selera sastra orang Romawi biasa.

Penemuan

Digali di Spanyol selatan, pecahan tembikar sepanjang tiga inci ini dulunya merupakan bagian dari amphora Romawi, sebuah guci yang digunakan untuk menyimpan minyak zaitun. Para arkeolog awalnya menganggap prasasti tersebut biasa saja, karena teks pada wadah semacam itu sering kali berkaitan dengan produksi atau perpajakan. Namun, pemeriksaan lebih dekat mengungkapkan fitur yang tidak biasa: empat atau lima baris ukiran, jauh lebih banyak daripada satu atau dua baris pada umumnya.

Menguraikan Prasasti

Prasasti yang ditulis dalam bahasa Latin tersebut terbukti sulit diuraikan karena kesalahan ejaan. Namun, cendekiawan bahasa klasik Antònia Soler i Nicolau akhirnya mengenali kata-kata yang familiar tersebut sebagai bagian dari Georgics karya Virgil, sebuah puisi tentang pertanian yang ditulis pada tahun 29 SM.

Prasasti tersebut, yang hanya berisi segmen dari bagian lengkapnya, berbunyi:

Auoniam[pingui]

glandem m[utauit]

aresta, poq[ulaque]

[inuen]tisAqu[eloia]

[miscu]it [uuis]

Terjemahan lengkap bagian tersebut dalam bahasa Indonesia adalah:

Wahai cahaya terang benderang alam semesta

yang memimpin tahun-tahun berlalu di langit,

Bacchus dan Ceres yang baik hati, karena berkat pemberianmu

bulir gandum yang gemuk menggantikan biji pohon ek Chaonia,

dan mencampur air Achelous dengan anggur yang baru ditemukan,

dan kalian, para faun, dewa-dewa lokal para petani,

(mari menari bersama, para faun dan gadis-gadis dryad!)

pemberianmulah yang kunyanyikan.

Popularitas Virgil dan Signifikansi Prasasti

Virgil, yang terkenal dengan puisi epiknya Aeneid, sangat dihormati oleh orang Romawi. Penemuan baris-baris puisinya pada sebuah amphora, sebuah benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa puisinya tidak hanya beresonansi dengan kaum elit tetapi juga dengan orang-orang biasa.

Penempatan prasasti pada bagian amphora yang tidak terlihat menunjukkan bahwa kemungkinan besar itu tidak dimaksudkan sebagai elemen dekoratif tetapi lebih merupakan ekspresi pribadi dari individu yang mengukirnya. Ini bisa jadi seorang pengrajin terampil yang mereplikasi baris-baris puisi dari ingatan atau bahkan seorang pekerja anak yang sedang berlatih menulis.

Literasi di Romawi Kuno

Keberadaan prasasti ini menantang asumsi tradisional tentang tingkat literasi di Romawi kuno. Meskipun catatan tertulis pada bahan yang mudah rusak tidak bertahan, prasasti yang ada menunjukkan bahwa literasi lebih tersebar luas daripada yang diperkirakan sebelumnya, bahkan di antara warga negara biasa dan budak.

Misteri Penggemar Virgil

Identitas individu yang mengukir kutipan Virgil tetap menjadi misteri. Namun, prasasti tersebut memberikan gambaran sekilas yang menarik tentang kehidupan orang Romawi biasa, minat sastra mereka, dan pengaruh abadi puisi Virgil. Ini juga menyoroti pentingnya epigraf, studi tentang prasasti kuno, dalam merekonstruksi sejarah sosial dan budaya dunia kuno.

You may also like