Home KehidupanMakanan dan Budaya Diplomasi Kuliner: Ketika Makanan Menjadi Alat Diplomatik yang Ampuh

Diplomasi Kuliner: Ketika Makanan Menjadi Alat Diplomatik yang Ampuh

by Zuzana

Diplomasi Kuliner: Ketika Makanan Menjadi Alat Diplomatik yang Ampuh

Meningkatkan Identitas Nasional Melalui Kuliner

Dalam dunia globalisasi saat ini, negara-negara semakin menyadari kekuatan makanan sebagai alat diplomatik. Dengan mempromosikan kuliner nasional mereka, negara dapat meningkatkan profil mereka di panggung dunia, menarik wisatawan, dan bahkan mengalihkan perhatian dari masa lalu yang bermasalah.

Kebangkitan Diplomasi Kuliner

Diplomasi kuliner adalah upaya pencitraan merek yang direncanakan dengan cermat oleh pemerintah untuk mempopulerkan kuliner nasional mereka di seluruh dunia. Negara-negara seperti Korea, Thailand, dan Peru telah sangat sukses dalam hal ini.

Peru, misalnya, telah melakukan upaya bersama selama dekade terakhir untuk mempromosikan kulinernya secara global. Upaya ini mencakup kampanye pariwisata yang mendanai buku masak dan festival makanan, kemitraan dengan produsen makanan dan koki terkenal, dan bahkan upaya lobi untuk mendapatkan pengakuan UNESCO untuk makanan Peru.

Manfaat Diplomasi Kuliner

Manfaat diplomasi kuliner sangatlah banyak. Salah satunya adalah dapat mendorong pariwisata. Menurut kedutaan Peru, 40% dari seluruh pariwisata ke Peru pada tahun 2013 dimotivasi terutama oleh makanan. Wisata gastronomi menghasilkan sekitar $700 juta pada tahun itu.

Makanan juga dapat membantu meningkatkan citra suatu negara dan mengalihkan perhatian dari persepsi negatif. Misalnya, dorongan Peru menuju “gastro-prestige” telah membantu menutupi epidemi terorisme di negara itu selama tahun 1980-an dan 1990-an.

Makanan sebagai Jembatan Antar Budaya

Salah satu aspek terpenting dari diplomasi kuliner adalah kemampuannya untuk menumbuhkan pemahaman lintas budaya. Makanan dapat digunakan untuk menciptakan rasa koneksi dan kebersamaan antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Seperti yang dicatat Sam Chapple-Sokol, seorang “diplomat kuliner”, di blognya, makanan dapat digunakan untuk “bergaul dengan orang lain, berbicara dengan orang lain, dan mengenal mereka lebih baik”.

Masa Depan Diplomasi Kuliner

Diplomasi kuliner adalah bidang yang berkembang, dengan kursus perguruan tinggi, jurnal akademis, dan bentuk studi lainnya yang didedikasikan untuk topik tersebut. Ketika dunia menjadi semakin saling berhubungan, makanan kemungkinan akan terus memainkan peran penting dalam hubungan internasional.

Contoh Kampanye Diplomasi Kuliner yang Berhasil

  • Peru: Kampanye agresif Peru untuk mempromosikan kulinernya telah menghasilkan peningkatan signifikan dalam pariwisata dan peningkatan citra negara tersebut.
  • Thailand: Thailand telah berhasil menggunakan kuliner nasionalnya untuk mempromosikan pariwisata dan pertukaran budaya. Makanan jalanan terkenal di negara itu telah menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari seluruh dunia.
  • Korea: Korea telah menggunakan kuliner nasionalnya untuk mempromosikan warisan budayanya dan memperkuat hubungan dengan negara lain. Hidangan tradisional negara tersebut telah menjadi populer di banyak belahan dunia.

Tantangan Diplomasi Kuliner

Meskipun diplomasi kuliner dapat menjadi alat yang ampuh, bukannya tanpa tantangan. Salah satu tantangannya adalah perlunya menyeimbangkan promosi kuliner nasional dengan kebutuhan untuk menghormati tradisi kuliner setempat. Tantangan lainnya adalah perlunya memastikan bahwa diplomasi kuliner tidak dipandang sebagai bentuk imperialisme budaya.

Kesimpulan

Diplomasi kuliner adalah bidang yang kompleks dan beragam yang berpotensi memberikan dampak positif bagi dunia. Dengan mempromosikan kuliner nasional mereka, negara dapat meningkatkan profil, menarik wisatawan, dan memupuk pemahaman lintas budaya. Ketika dunia menjadi semakin saling berhubungan, makanan kemungkinan akan terus memainkan peran penting dalam hubungan internasional.

You may also like