Home KehidupanBudaya The Rise of Gaming Terms in Chinese Speech: How Online Gaming is Shaping Language

The Rise of Gaming Terms in Chinese Speech: How Online Gaming is Shaping Language

by Zuzana

Istilah-istilah game merambah bahasa gaul Mandarin

Meningkatnya jargon gamer dalam percakapan bahasa Mandarin

Popularitas besar game daring (online) di Tiongkok telah menyebabkan fenomena linguistik yang menarik: integrasi jargon gamer ke dalam percakapan sehari-hari. Istilah-istilah seperti “PK” (Player Kill), “Counter-Strike live-action”, dan “Full Blood Resurrection” telah menjadi hal yang lumrah, bahkan di kalangan non-gamer.

Contoh penggunaan istilah game dalam bahasa Mandarin

  • “PK” kini digunakan dalam kompetisi menyanyi untuk merujuk pada kekalahan lawan.
  • “Counter-Strike live-action” telah diadopsi untuk mempromosikan permainan paintball dan laser tag.
  • “Full Blood Resurrection”, yang awalnya menunjukkan bilah kesehatan yang dipulihkan dalam permainan video, baru-baru ini digunakan di surat kabar untuk menggambarkan penggembungan ulang bebek karet raksasa di Pelabuhan Victoria, Hong Kong.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tren ini

Pangsa pasar gim video Tiongkok yang sangat besar, dengan jumlah gamer yang masif, telah memainkan peran penting dalam pergeseran linguistik ini. Popularitas game multipemain daring seperti World of Warcraft dan DOTA 2 semakin mempercepat adopsi jargon gamer.

Faktor lainnya adalah pencabutan larangan terhadap konsol seperti Xbox dan PlayStation baru-baru ini oleh pemerintah. Hal ini telah meningkatkan aksesibilitas terhadap permainan video dan memaparkan terminologi game ke khalayak yang lebih luas.

Dampak game terhadap budaya Mandarin

Pengaruh game terhadap budaya Mandarin melampaui bahasa. Frasa seperti “PK” telah menjadi metafora untuk kompetisi dalam berbagai konteks, seperti kompetisi menyanyi. Istilah-istilah game juga telah digunakan untuk menggambarkan peristiwa di dunia nyata, seperti yang terlihat dalam contoh “Full Blood Resurrection” dan bebek karet yang digembungkan ulang.

Sisi gelap game daring di Tiongkok

Adopsi game daring oleh Tiongkok juga membawa tantangan. Kecanduan internet dan game merupakan masalah yang berkembang, dengan perkiraan 24 juta pecandu di negara tersebut.

Dalam beberapa kasus, pemerintah telah mengambil keuntungan dari ekonomi virtual dalam game multipemain daring dengan memaksa tahanan untuk menjadi “petani emas”. Para tahanan ini menghabiskan waktu berjam-jam mengumpulkan emas virtual melalui tugas-tugas monoton dalam game, yang kemudian dijual kepada para gamer di seluruh dunia dengan uang sungguhan.

Kesimpulan

Integrasi istilah-istilah game ke dalam bahasa sehari-hari Mandarin mencerminkan dampak besar game daring terhadap masyarakat Tiongkok. Meskipun fenomena linguistik ini memiliki aspek yang lucu dan kreatif, hal ini juga menyoroti potensi tantangan sosial dan ekonomi yang terkait dengan permainan yang berlebihan.

You may also like