Edward S. Curtis dan Warisan Fotografi Penduduk Asli Amerika
Edward S. Curtis: Mendokumentasikan Kehidupan Masyarakat Asli Amerika
Edward S. Curtis adalah seorang fotografer terkenal yang mengabdikan hidupnya untuk mendokumentasikan kehidupan masyarakat asli Amerika. Antara tahun 1907 dan 1930, ia melakukan perjalanan ekstensif ke seluruh Amerika Utara, mengambil lebih dari 40.000 gambar orang-orang dari lebih dari 80 suku yang berbeda. Karya Curtis mencakup tidak hanya foto-foto tetapi juga rekaman silinder lilin dari lagu-lagu adat dan catatan tertulis dari cerita, sejarah, dan biografi.
Proyek Curtis yang paling ambisius adalah seri 20 volume berjudul “The North American Indian.” Karya monumental ini dipuji sebagai “upaya penerbitan paling ambisius sejak produksi Alkitab King James.” Saat ini, lebih dari 1.000 gambar Curtis tersedia daring melalui Perpustakaan Kongres.
Warisan Curtis dan Dampaknya pada Stereotip Masyarakat Asli Amerika
Sementara karya Curtis dipuji karena nilai artistiknya dan kontribusinya pada dokumentasi budaya penduduk asli Amerika, karya itu juga melanggengkan stereotip tertentu. Curtis sering menggambarkan penduduk asli Amerika sebagai sosok yang tabah dan menghilang, yang memperkuat mitos bahwa mereka adalah ras yang sekarat. Gambar-gambarnya memengaruhi cara pandang banyak orang Amerika terhadap penduduk asli selama beberapa dekade berikutnya.
Seniman Penduduk Asli Amerika Kontemporer Menentang Warisan Curtis
Dalam beberapa tahun terakhir, seniman penduduk asli Amerika kontemporer telah menentang warisan Curtis dan berupaya menampilkan penggambaran yang lebih bernuansa dan otentik tentang masyarakat mereka. Seniman seperti Pamela J. Peters, Zig Jackson, Wendy Red Star, dan Will Wilson menggunakan fotografi, multimedia, dan bentuk seni lainnya untuk mengeksplorasi masalah identitas, budaya, dan representasi.
Pamela J. Peters: Merebut Kembali Sejarah Penduduk Asli
Pamela J. Peters, seorang fotografer dan pembuat film Navajo, berpendapat bahwa stereotip Curtis masih bertahan hingga saat ini. Ia menggunakan karyanya untuk menantang stereotip ini dan untuk merebut kembali sejarahnya sendiri. Dalam seri potret diri “Four Seasons”, Peters mengenakan pakaian tradisional, tetapi setelah diamati lebih dekat, pemirsa dapat melihat bahwa latar belakang ditopang oleh paku payung, hewan-hewan adalah mainan tiup, dan selofan digunakan untuk membangkitkan air. Melalui karyanya, Peters membuat pernyataan kuat tentang merebut kembali sejarahnya sendiri.
Zig Jackson: Menghancurkan Stereotip
Zig Jackson, juga dikenal sebagai Rising Buffalo, adalah seorang fotografer Mandan, Hidatsa, dan Arikara yang karyanya dikenal karena menghancurkan stereotip. Serinya “Indian Photographing Tourist Photographing Indian” dan “Indian Photographing Tourist Photographing Sacred Sites” mempertanyakan peran fotografi itu sendiri dan komodifikasi budaya penduduk asli Amerika.
Wendy Red Star: Mengeksplorasi Identitas dan Budaya
Wendy Red Star adalah seniman multimedia yang berbasis di Portland yang karyanya dibentuk oleh warisan budaya dan pendidikannya di reservasi Apsáalooke. Foto-fotonya memadukan citra stereotip dan otentik untuk mengeksplorasi masalah identitas dan budaya. Dalam serinya “Medicine Crow”, Red Star mengubah gambar-gambar terkenal dari pemimpin penduduk asli Amerika yang terkenal dengan catatan dan informasi tambahan, terkadang menghubungkannya dengan dirinya sendiri.
Will Wilson: Menggantikan Potret Curtis
Will Wilson, seorang fotografer Diné, berupaya menggantikan potret yang diambil Curtis dengan misi dokumenternya sendiri. Karyanya menampilkan “tintype” yang membantu mengacaukan waktu. Ia juga bekerja sama dengan para pengasuhnya untuk menghasilkan potret, alih-alih mengarahkan mereka untuk tampil dengan cara tertentu.
Peran Seni dalam Memerangi Stereotip dan Meningkatkan Pemahaman
Karya seniman penduduk asli Amerika kontemporer ini sangat penting untuk memerangi stereotip dan meningkatkan pemahaman yang lebih bernuansa tentang budaya penduduk asli Amerika. Melalui karya seni mereka, mereka menantang narasi dominan tentang penduduk asli dan menawarkan perspektif baru tentang sejarah, identitas, dan pengalaman mereka.