Home SeniMusik The Complicated Legacy of ‘My Old Kentucky Home’: An Anti-Slavery Anthem’s Troubled Journey

The Complicated Legacy of ‘My Old Kentucky Home’: An Anti-Slavery Anthem’s Troubled Journey

by Zuzana

Warisan Rumit dari “My Old Kentucky Home”

Akar Anti-Perbudakan dari Lagu Kebangsaan Kentucky

Setiap tahun di Kentucky Derby, irama yang familiar dari “My Old Kentucky Home” memenuhi udara. Akan tetapi, makna aslinya telah hilang seiring waktu. Stephen Foster, komposer lagu tersebut, menulisnya pada tahun 1850-an sebagai lagu anti-perbudakan, terinspirasi oleh “Uncle Tom’s Cabin” karya Harriet Beecher Stowe.

Lagu itu menggambarkan kesedihan dari sebuah keluarga yang diperbudak yang terpecah belah. Pembukaan lagu menggemakan novel Stowe, di mana seorang pedagang budak berpendapat bahwa orang kulit hitam tidak memiliki emosi yang sama dengan orang kulit putih. “My Old Kentucky Home” menentang pemikiran rasis ini, dengan menekankan sifat kemanusiaan dan ikatan keluarga yang erat dari mereka yang diperbudak.

Perjalanan Lagu Menelusuri Sejarah

Pada abad ke-20, “My Old Kentucky Home” menjadi populer di kalangan penonton kulit putih di pertunjukan minstrel. Lirik yang paling menyedihkan, yang berbicara tentang perpisahan dan penjualan, sering dihilangkan. Sebaliknya, penonton fokus pada bait dan chorus pertama lagu, yang menggambarkan sebuah rumah yang bahagia di perkebunan.

Lagu tersebut menjadi lagu kebangsaan untuk pariwisata Kentucky, tetapi makna anti-perbudakannya dikaburkan. Pada tahun 1916, NAACP berhasil melarangnya di sekolah umum karena “melodi perkebunan”. Pada tahun 1928, badan legislatif Kentucky mengadopsinya sebagai lagu resmi negara bagian, meskipun liriknya kontroversial.

Cercaan Rasial dan Perdebatan Mengenai Lagu

Lirik asli Foster berisi cercaan rasial yang tidak akan digunakan oleh siapa pun dewasa ini. Saat popularitas lagu tersebut berkembang, keberatan atas penggunaannya juga meningkat. Pada tahun 1986, Dewan Perwakilan Rakyat Kentucky mengeluarkan resolusi untuk menghapus cercaan tersebut.

Akan tetapi, konotasi rasial dari lagu tersebut tetap ada. Anggota komunitas kulit hitam Louisville menyerukan pembatalannya, dengan alasan kaitannya dengan masa lalu perbudakan Kentucky dan pembunuhan Breonna Taylor baru-baru ini oleh polisi.

Warisan Abadi

Terlepas dari sejarahnya yang kontroversial, “My Old Kentucky Home” terus dinyanyikan pada acara-acara di Kentucky, tetapi dengan lirik yang direvisi yang menghilangkan cercaan rasial. Meskipun demikian, maksud anti-perbudakan asli dari lagu tersebut sebagian besar telah dilupakan.

Dampak Musik Stephen Foster

Stephen Foster adalah penulis lagu profesional pertama Amerika. Musiknya memadukan unsur-unsur minstrelsy dan lagu-lagu ruang tamu, menciptakan gaya Amerika yang unik. Lagu-lagu seperti “My Old Kentucky Home” dan “Oh! Susanna” membantu membentuk alunan musik populer Amerika.

Musik Foster juga memainkan peran dalam mempromosikan apropriasi budaya (yang salah). Ia menggambarkan orang kulit hitam sebagai manusia yang nyata dan menderita, tetapi lagu-lagunya sering mengabadikan stereotip yang kemudian digunakan dalam karikatur rasis.

Perdebatan yang Berkelanjutan

Perdebatan mengenai “My Old Kentucky Home” mencerminkan perjuangan yang berkelanjutan untuk menyesuaikan masa lalu dengan masa kini. Pesan anti-perbudakan asli dari lagu tersebut adalah pengingat akan kengerian perbudakan, tetapi penggunaannya sebagai simbol warisan Kentucky telah mempersulit untuk sepenuhnya mengakui sejarahnya yang bermasalah.

Saat Amerika Serikat terus bergulat dengan masa lalu rasialnya, perdebatan mengenai “My Old Kentucky Home” kemungkinan akan terus berlanjut. Ini adalah pengingat bahwa bahkan lagu yang paling dicintai pun dapat membawa warisan yang rumit.

You may also like